BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 30 Januari 2014

Rawan Manipulasi Pengadaan Pompa Air Perlu Diawasi

Oleh: Wahyu Praditya Purnomo

INILAH.COM, Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta para wakil rakyat yang duduk di DPRD DKI, mengontrol terhadap pengadaan lelang pompa air. Karena, pengadaan lelang pompa air dinilai rawan manipulasi.

Politisi asal PPP Riano P Ahmad mengatakan, selama ini dewan tidak pernah mengontrol hasil lelang pengadaan pompa air. Padahal, fungsi kontrol dewan terhadap pengadaan pompa air ini dianggap penting.

Menurutnya, selain harganya yang mahal, keberadaan pompa ini bertujuan untuk pencegahan banjir di Ibukota

"Hampir setiap tahun eksekutif dan legislatif menganggarkan pengadaan pompa air dalam APBD DKI. Tapi tidak tahu seberapa besar kualitas dari pompa air tersebut," tegas pria yang juga mencalonkan diri sebagai legislatif dari PPP no urut 1, daerah pemilihan Jakarta Pusat itu.

Menurut Riano, kalangan wakil rakyat wajib mengetahui soal pembelian atau pengadaan pompa air ini. Sebab sangat rawan akan manipulatif dari kualitas pompa yang dibeli.

"Saya ambil contoh dalam APBD dianggarkan satu pompa puluhan miliar dengan produk Jepang. Itu tidak pernah ada kontrol dari dewan, bisa jadi yang dibeli bukannya produk Jepang tetapi produk China," jelasnya.

Ia melanjutkan, keberadaan pompa air ini berhubungan dengan kepentingan warga Jakarta khususnya terkait dengan penanganan banjir. Oleh karena itu, kalangan dewan memang wajib menjalankan fungsi kontrolnya.

Hal senada diungkapkan politisai PPP lainnya, Dani Kusuma. Caleg PPP nomor urut dua untuk dapil Jakarta Barat itu mengatakan, dalam menangani banjir, Pemprov DKI maupun legislatif jangan hanya pada tataran dibibir saja. Penanganan banjir jangan dijadikan bancakan proyek untuk kepentingan orang-orang tertentu.

"Dari dulu berbicara penanganan banjir, mulai dari normalisasi kali, pengadaan pompa, tapi banjir gak pernah tertanggulangi. Kemana anggaaran penangaanaan banjir. Bener gak anggarannya digunakan untuk penanganaan banjir,"kata Dani.

Melihat penangaanan banjir di Ibukota ini tidak pernah beres. Dani pun mengajak semua pihak, tidak hanya dewan bahkan semua warga Jakarta untuk jeli melihat penggunaan anggaran penanganan banjir bersama-sama.

"Soal pembelian pompa air. Saya sepakat musti diawasi. Pompa air apa yang dibeli. Masa setiap tahun rusak sehingga harus beli baru," tandasnya.[ris]

Tidak ada komentar: