BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Minggu, 26 Januari 2014

Survei Pol-Tracking: Gelar Keartisan Tak Menjamin Caleg Meraih Kursi di DPR

Ayunda W. Savitri - detikNews

Jakarta - Jelang pemilihan anggota legislatif pada 9 April mendatang, sejumlah baliho nama dan senyum manis caleg pun mulai menghiasi sudut kota. Tak jarang diantaranya adalah figur artis. Ya, mereka berlomba merebut perhatian masyarakat untuk mengantongi suara.

Tapi, modal keartisan saja rupanya tidak bisa menjamin seseorang bisa memperoleh kursi di Senayan. Sebuah grafik yang dipaparkan oleh Pol-Tracking di Hotel Ibis Tamarin, KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, menunjukkan bahwa caleg yang memiliki latar belakang politis atau pengurus partai lebih mampu meraup suara 50 persen.

Sementara, caleg baru dan muda diminati oleh pemilih sebesar 48 persen. Namun, caleg dengan latar belakang artis yang cenderung lebih populer dibanding latar belakang lainnya hanya diminati pemilih sebanyak 16 persen. Mengapa?

"Caleg dengan latar belakang artis mulai kurang diminati oleh masyarakat, terlebih mereka yang tidak memiliki jejak rekam di dunia politik," ungkap Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Hanta Yuda, Minggu (26/1/2014). Selain Hanta, hadir juga politisi Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin, Charles Honoris (PDIP), Charles Bonar Sirait (Golkar) dan Aryo Djojohadikusumo (Gerindra).

Survei dilakukan pada 16-23 Desember 2013 dengan metode wawancara. Pengambilan data dilakukan secara serentak dan nasional di 33 provinsi. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1.200 responden.

Meski demikian, Hanta tidak menampik bila sebanyak 69 persen pemilih ternyata lebih mempertimbangkan figur caleg dibandingkan partai yang mengusungnya. Dengan kata lain, caleg menjadi ujung tombak dalam perolehan suara partai baik dalam skala daerah maupun nasional.

Oleh karenanya, figur caleg menjadi preferensi penting. Di mana, jika caleg yang ditawarkan partai kurang dikenal atau kurang menarik bagi publik maka pemilih berpotensi akan mengalihkan suaranya ke partainya saja.

 Di sisi lain, politisi Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin menilai, masyarakat kini lebih cenderung melihat apa karya yang sudah dilakukan oleh wakil pilihannya di kursi DPR. Sebab, mereka telah diberi kepercayaan oleh para pemberi suara untuk membawa perubahan yang signifikan bagi perwakilan setiap daerahnya.

Menanggapi pernyataan Hanta, Charles Bonar Sirait mengatakan bahwa meskipun imej sebagai artis terus melekat padanya namun tidak menggentarkan niatnya untuk maju sebagai caleg di panggung politik 2014. Menurutnya, hal yang terpenting dimiliki oleh caleg adalah kemampuan atau kapabilitas serta visi dan misinya. Meskipun, status sebagai artis diakuinya memudahkan dia untuk melakukan pendekatan dengan pemilih.

"Saya sudah lebih dari 15 tahun menggeluti bidang entertainment, khususnya sebagai presenter. Namun, bukan berarti saya tidak mampu menjadi caleg karena saya memiliki ketertarikan di bidang politik sejak dulu," tegas pria dengan nomor urut 4 di Dapil DKI I itu.

Tidak ada komentar: