BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 05 Juni 2015

Perjuangan Kernet Angkot untuk Kesembuhan Anak yang Diserang Kanker Ganas

Ghazali Dasuqi - detikNews
Situbondo - Apapun akan dilakukan orangtua demi sang buah hati. Itulah yang juga dilakukan Zainurrahman (39). Kernet angkutan kota ini rela menjual harta bendanya untuk kesembuhan sang anak yang diserang kanker ganas.

Warga yang tinggal di Dusun Nyior Cangka, Desa Kesambirampak, Kecamatan Kapongan, Situbondo, Jawa Timur, ini tak menyerah meski harta yang dimiliki tersisa rumah saja.

Zainurrahman (39) berharap anak semata wayangnya, Abdul Mujib (12) yang terserang Kanker Laring atau kanker tenggorokan ganas
diberikan kesembuhan.

Bukan hanya mengalami kebisuan permanen karena pita suaranya terpaksa harus diangkat. Kini, kanker itu menyerang leher bagian atas si bocah malang itu sehingga mengalami pembengkakan yang menyebabkan sebagian lidah Abdul Mujib menjulur.

Tak hanya itu, kanker ganas yang menyerang bagian tenggorokan itu juga terus menyebar di tubuh Abdul Mujib.

"Biaya untuk mengobati Mujib sudah habis puluhan juta. Sementara saya ini hanya kernet. Dari mana saya mau dapat uang banyak kalau
tidak menjual barang-barang. Sepeda motor sudah saya gadaikan," kata Zainurrahman kepada detikcom, Jumat (6/5/2015).

Perjuangan untuk kesembuhan sang anak akan dilakukan sampai titik darah penghabisan. "Asalkan anak saya sembuh, sekarang hanya tinggal rumah. Rencananya juga mau saya jual untuk kesembuhan Mujib," katanya.

Untuk merawat Mujib, dilakukan sendirian oleh Zainurrahman. Karena 6 tahun lalu, Zainurrahman sudah cerai dengan istrinya.
Sang nenek, Titin (55) yang turut tinggal bersama juga harus menjadi tanggungjawab Zainurrahman.

Sejak kondisi Mujib parah, sang bocah tidak bisa ditinggal oleh Zainurrahman. Mujib selalu memanggil-manggil nama ayahnya. Maka praktis, dia tidak pergi untuk mencari nafkah.

"Kalau ngalepek (ngernet- red) saya bisa dapat Rp 50 ribu per hari. Tapi sekarang saya tidak bisa kemana-mana. Padahal, Mujib butuh biaya pengobatan. Saya juga harus menafkahi ibu saya. Ini benar-benar ujian berat buat saya," kata Zainurrahman.

Selain menjual barang-barang, selama ini Zainurrahman mengaku hanya bisa mengandalkan belas kasihan tetangga dan teman-teman Abdul Mujib di sekolah. Para tetangga dan teman-teman anaknya kerap iuran untuk membantu Abdul Mujib, ketika akan menjalani perawatan kemoterapi di RS Saiful Anwar, Malang.

Bahkan, Zainurrahman juga kini harus menanggung utang yang jumlahnya cukup banyak. Tapi bagi dia, bukan menjadi persoalan.
"Kemarin yang mau berangkat ke Malang, saya pinjam Rp 1 juta dari teman. Utang saya sudah banyak. Tapi tidak apa-apa, demi
kesembuhan anak saya Abdul Mujib," tutur Zainurrahman.

Tidak ada komentar: