BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 30 Juni 2015

Hanya Bagian dari Intrik

 Jpnn
JAKARTA - Guru Besar Riset Pusat Penelitian Politik pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti mengkritisi menteri yang memojokkan menteri lainnya.
"Saya tidak suka ada menteri menjelekkan menteri lain. Kenapa tidak dibahas saja di sidang kabinet? Menjelekkan menteri lain menunjukkan kabinet tidak kompak," kata Ikrar Nusa Bhakti, saat dihubungi wartawan, Senin (29/6).
Terlebih di tengah isu reshuffle dan sikap PDIP yang ngotot minta jatah menteri lebih banyak. "Yang ingin saya katakan, sah-sah saja minta tambahan jatah menteri. Tapi bukan dengan cara-cara yang menimbulkan pertanyaan besar," tegasnya.
Menurut Ikrar, seharusnya para menteri tidak membuat gaduh. Biarlah presiden menilai sendiri dan pasti ada laporan menteri yang membuat pernyataan negatif dan tidak negatif.
Tjahjo Kumolo yang kini Mendagri itu lanjutnya, bagian dari birokratif dan boleh mendesak supaya mencopot beberapa menteri yang tidak disukai.
"Tapi anda ingat, presiden  (yang mengusung Jokowi jadi capres) tidak seratus persen PDIP, ada yang lain. Kan ada juga saham lain termasuk orang lain. Termasuk yang non partai," tegasnya.
Lagi pula, setelah Jokowi jadi Presiden RI, ujar Ikrar, semuanya tergantung presiden. Boleh melakukan tekanan kepada pemerintah, tapi biarlah presiden menunjukkan hak prerogatifnya.
"Kalau reshuffle dasarnya harus kinerja. Jangan malah isu politik yang disebarkannya begitu besar. Penyebaran isu itu hanya bagian dari intrik," pungkasnya. (fas/jpnn)

Tidak ada komentar: