JAKARTA (Suara Karya): Advokat senior yang juga mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantipres) Adnan Buyung Nasution mengharapkan Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali dapat membenahi MA, dan membersihkan hakim nakal.
"Saya berharap dia bisa membenahi MA, sehingga menjadi puncak peradilan yang berwibawa dan bersih," ujar Buyung di Jakarta, Sabtu lalu.Jika MA sebagai puncak peradilan di Indonesia bersih dan berwibawa, tuturnya, akan menjadi contoh bagi lembaga penegak hukum di bawahnya. "Institusi-institusi lain, kejaksaan, kepolisian juga akan melihat bahwa puncak peradilan Indonesia itu bersih dan berwibawa. Itu akan menjadi acuan seluruh penegakan hukum Indonesia," katanya.Dia juga berharap dengan kepemimpinan baru, MA bisa menjadi sumber kriteria moral untuk memperbaiki hukum di Indonesia. Menanggapi harapan Adnan Buyung Nasution itu, Ketua MA Hatta Ali, mengakui masih banyak hakim yang berbuat menyimpang dalam menjalankan pekerjaannya. Oleh karena itu, ia mengingatkan tindakan nakal sebaiknya tidak lagi dilakukan."Saya dari pengawasan, masalah pengawasan saya memahami secara mendalam. Hakim jangan coba bermain-main dengan perkara hingga merugikan pencari keadilan," ujarnya di Jakarta, akhir pekan lalu. Mantan hakim PN Jakarta Utara itu menjabat sebagai Ketua Muda Pengawasan MA sebelum menjadi Ketua MA. Pengalaman itu membuatnya tahu tentang hakim-hakim yang sering nakal. Karena itu, Hatta yang menggantikan Harifin A Tumpa yang akan pensiun 1 Maret mendatang bertekad membersihkan hakim nakal. "Kami ingin mereka bersih. Tapi tentu saja tidak bisa dijaga selama 24 jam hakim-hakim itu," katanya.Ia menyiapkan langkah antisipasi terhadap hakim nakal dengan meningkatkan pengawasan. Ia juga mengagendakan untuk sosialisasi ke daerah-daerah setiap tiga bulan sekali. Sosialisasi itu, untuk membahas kasus-kasus yang terjadi di MA agar tidak terulang, menyampaikan bentuk-bentuk pengawasan serta ancamannya. Hatta Ali meminta partisipasi masyarakat membersihkan hakim-hakim nakal. Warga yang ingin mengadukan penyimpangan hakim bisa menyampaikannya ke meja informasi dan pengaduan yang rencananya disediakan mulai dari pengadilan tingkat pertama, banding sampai MA.Perbaikan MA menyeluruh, bebernya, akan dilakukan dengan menjalankan cetak biru MA 2010-2035. "Banyak ketua-ketua MA sebelumnya yang sudah meletakkan dasar-dasar ke depan menuju peradilan yang agung sebagaimana kita ketahui bersama sudah termuat dalam blue print 2010-2035. Tetapi sebagai ketua yang baru nantinya Insya Allah pada 1 Maret tentu program-program yang akan dilaksanakan ada skala prioritasnya," jelasnya. Skala prioritas itu, termasuk memberikan pelayanan keadilan bagi masyarakat. Karena kinerja MA saat ini terus disorot oleh masyarakat. "Skala prioritas yang perlu saya tonjolkan adalah sorotan-sorotan dari masyarakat yang memang selama ini sudah jalan sebenarnya, tapi ada yang masih dalam perjalanan. Terutama masalah pelayanan kepada masyarakat, kemudian kecepatan penyelesaian perkara, dan rasa keadilan yang masih dirasakan sebagian masyarakat belum sepenuhnya mencerminkan seperti yang didambakan masyarakat pada umumnya," harapnya. Hatta Ali juga berjanji meningkatkan sumber daya manusia di MA. Sekaligus meningkatkan kualitas MA. "di samping itu yang perlu dijunjung tinggi adalah masalah integritas. Kami ke depan tidak ingin mendengar ada hakim-hakim yang melakukan penyimpangan-penyimpangan yang memang tidak diperkenankan dalam kode etik dan pedoman perilaku hakim," tegasnya. (Wilmar P)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar