BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 17 Januari 2013

Anggota Komisi III: Daming Cetak Skor Tinggi dalam Tes Hakim Agung

VIVAnews -- Anggota Komisi III DPR bidang Hukum dari Fraksi PPP, Ahmad Yani, mengatakan skor Muhammad Daming Sunusi sesungguhnya cukup tinggi dalam uji kepatutan dan kelayakan calon hakim agung. Tes para calon hakim agung itu - termasuk Daming - digelar Komisi III sejak Senin kemarin.

“Kompetensi dia cukup bagus. Tapi PPP meletakkan itu di urutan kedua. Yang paling penting adalah moral,” kata Yani di Jakarta, Rabu 16 Januari 2013. Yani sendiri telah memaafkan Daming atas candanya yang merendahkan korban pemerkosaan.

“Dia sudah meminta maaf secara terbuka. Allah saja maha memaafkan. Jadi saya kira permohonan maaf Daming itu cukup,” kata Yani. Menurutnya, Damik tetap layak dipertimbangkan untuk dipilih terlepas dari salah katanya yang fatal.

“Dia sudah menunjukkan sikap gentle dengan minta maaf kepada publik. Saya memaafkan. Tapi masalah pemilihan hakim agung, nanti balik lagi ke skor yang dia dapat,” ujar Yani.

Apapun, kata Yani, gurauan Daming tentang korban pemerkosaan tidak bisa dihapuskan dan tetap menjadi catatan penting bagi Komisi III. “Catatan soal itu tidak luntur. Tapi kalau skornya tinggi, nanti pasti kami pilih,” ujar Yani.

Salah kata Daming terucap ketika salah seorang anggota Komisi III menanyakan apakah ia akan menerapkan hukuman mati bagi pemerkosa jika terpilih menjadi hakim agung.

“Kita harus melihat kasusnya terlebih dahulu. Kalau untuk narkoba dan korupsi, saya setuju hukuman mati. Tapi untuk kasus pemerkosaan, harus dipertimbangkan lebih dulu karena yang diperkosa dengan yang memerkosa sama-sama menikmati. Jadi harus pikir-pikir terhadap hukuman mati (bagi pelaku perkosaan)” kata Daming.
Tidak Sengaja
Daming dalam permohonan maafnya ke publik mengatakan, ia "kelepasan" mengeluarkan lelucon soal perkosaan karena tegang menjawab pertanyaan anggota Komisi III yang mengujinya.
“Kata-kata itu muncul tanpa saya sadari, di luar kontrol. Perkataan itu tidak pantas disampaikan oleh siapapun, termasuk calon hakim,” ujar Daming di gedung Mahkamah Agung, Selasa kemarin.

Ia pun menyesal. Terlebih, keluarganya ikut memprotes. Untuk diketahui, Daming mempunyai tiga anak perempuan dan dua cucu perempuan. “Saya punya keturunan perempuan. Istri dan anak-anak saya sangat keberatan dengan kata-kata saya. Saya sangat terpukul. Anak saya mengatakan ‘Kok seperti bukan bapak saya’,” kata Daming. (ren)

Tidak ada komentar: