JAKARTA - Sepanjang 2012, cadangan
devisa Indonesia berfluktuasi di atas USD 100 miliar. Namun menjelang
akhir tahun, nilainya terus merangkak naik.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hartadi Sarwono mengatakan, cadangan devisa di akhir Desember tersebut naik tipis dibandingkan posisi akhir November yang sebesar USD 111,3 miliar. "Untuk Desember, posisinya sebesar USD 112,8 miliar," ujarnya melalui pesan singkat, Kamis (3/1).
Jika dicermati, posisi cadangan devisa Indonesia sempat mencapai titik tertinggi sepanjang tahun ini di posisi USD 116,4 miliar pada April 2012. Setelah itu, cadangan devisa menyusut seiring dengan kebijakan BI untuk meredam gejolak Rupiah dan mencapai titik terendah USD 106,5 miliar.
Setelah stagnan pada periode Juli yang juga USD 106,5 miliar, cadangan devisa terus merangkak naik hingga mencapai USD 112,8 miliar pada Desember lalu. Sebagai gambaran, cadangan devisa Indonesia pernah menembus angka USD 124,6 miliar pada Agustus 2012.
Ekonom yang juga Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN), Aviliani, mengatakan bahwa untuk Indonesia, level aman cadangan devisa adalah di atas USD 100 miliar. "Jadi, sekarang posisinya cukup bagus," katanya.
Menurut Aviliani, cadangan devisa yang kuat memegang peran penting dalam upaya stabilisasi nilai tukar Rupiah oleh BI. Sebab, cadangan devisa itulah yang digunakan BI untuk mengintervensi pasar ketika Rupiah bergejolak. "Nilai tukar yang stabil merupakan salah satu syarat perekonomian yang sehat," ucapnya.
Karena itu, Aviliani mengapresiasi positif kebijakan BI untuk memperkuat cadangan devisa. Misalnya, melalui kebijakan kewajiban penerimaan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan Devisa Utang Luar Negeri (DULN) di bank domestik. (Owi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar