Prins David Saut - detikNews
Jakarta - Hari ini genap 9 tahun sistem transportasi
bus TransJakarta (busway) beroperasi di Jakarta. Mantan Gubernur DKI
Jakarta Sutiyoso, yang menggagas busway, melontarkan sejumlah kritikan
atas kualitas pelayanan busway. Apa saja?
"Busway yang merupakan
kebanggaan kita, yang kita rancang dulu jangan menurun kualitasnya. Tapi
harus naik disempurnakan dan harus ada maintenance yang baik, lalu SPBG
(Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas)-nya kurang. PN Gas harus membuat
SPBG yang banyak. Karena transporatasi makro itu ada dua tujuan yakni
menyelesaikan masalah transportasi dan mengurangi polusi udara," kata
Sutiyoso.
Hal itu dikatakan dia usai di sela-sela acara 'Refleksi
dan Temu Kangen Bersama Para Peletak Dasar Transjakarta Busway di
Jakarta' di Newseum Cafe Jalan Veteran I No 31, Jakarta Pusat, Selasa
(15/1/2013).
Selain itu, kualitas layanan dan armada busway
dinilai Bang Yos, demikian Sutiyoso akrab disapa, juga menurun. Armada
plus halte yang sudah ada, dinilainya minim perawatan.
"Sekarang
ini menurun banget, saya rasa maintenancenya sudah tidak ada,
pelayanannya juga seperti itu, haltenya juga buruk. Padahal dulu waktu 7
koridor kita buka itu para turis sangat senang karena lewat jalan
protokol melalui hotel dan museum kawasan Kota Tua. Itu yang mereka
puas," ujar gubernur Jakarta dua periode ini.
Melihat keadaan
ini, Bang Yos kaget karena busway tak representatif lagi. Seharusnya
busway menstandarkan layanan yang nyaman, aman dan tepat waktu bagi
penumpang.
"Dan ini kan ngantrenya panjang. Ini pasti ada masalah
kenapa lama. Mungkin armada kurang, atau mungkin busnya tidak
dikeluarkan karena subsidinya kurang," jelas dia.
Dia
menjelaskan saat menggagas busway hasil studi banding dari Bogota,
Kolombia, pada tahun 2003, dana APBD DKI hanya Rp 1,7 triliun. Busway
mendesak direalisasikan karena perbandingan kendaraan pribadi dan
kendaraan umum 98% : 2%. Busway direalisasikan karena paling mudah dari
ketiga moda transportasi massal lain yang direncanakan seperti monorel,
kereta bawah tanah dan waterway.
"Kecepatan menggelar
transportasi terintegrasi dan representatif nyaman, aman, tepat waktu,
tiket terjangkau karena subsidi. Bikin jaringan, terintegrasi dan akses
kepada tetangga (Jakarta)," jelas dia.
Bang Yos mengakui agak
sadis membuat satu jalur di jalan yang sudah macet menjadi steril untuk
bus TransJakarta. Namun saat itu, sebagai pemimpin dia siap menanggung
risikonya.
"2003 bulan pertengahan, satu kunci pemimpin, masalah
tahu, solusi tahu, harus dikerjakan, kebijakan apapun pasti ada
risikonya. Busway gamblang dan jelas, paling murah, jalan ada, bus
pesan, Blok M-Kota koridor 1 cikal bakal paling sibuk. Jalur harus
steril khusus busway. Satpol PP tegas mengamankan perda malah ditangkap
polisi," kata Bang Yos mengenang.
"Memang sadis, harus ada satu
yang steril. Kunci mari perbaiki kebanggaan terhadap busway menjadi sub
sistem yang terintegrasi dengan moda lain termasuk water way," ajak Bang
Yos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar