VIVAnews - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol
PP) DKI, Kukuh Hadi Santoso membantah tindak kekerasan yang dilakukan
anggotanya saat melakukan penertiban warga Waduk Pluit, Jakarta Utara.
"Banyak polisi juga di situ, jadi kalau dibilang Satpol PP memukul,
jelas tidak. Jadi kami sangat manusiawi, saya keliling ke tempat-tempat
yang dibongkar itu," ujar Kukuh di Balai Kota Jakarta, Selasa, 27
Agustus 2013.
Kukuh mengklaim, tidak akan ada kekerasan dalam
penggusuran itu. Satpol PP malah menawarkan mengangkut barang-barang
milik warga yang mau direlokasi ke rusun Marunda.
"Dari mulai mengangkut ke atas truk, truknya juga kita siapin warga juga mau kita antar ke tempat tujuan, gratis," tuturnya.
Lagi-lagi Kukuh membantah bahwa anak buahnya tidak akan mungkin
menyerang warga. Kukuh menduga, apabila di lapangan terjadi gesekan
antara Satpol PP dengan warga mungkin karena Satpol PP menangkis
perlawanan dari warga.
Kukuh mengaku, selama dilakukannya
penggusuran di waduk Pluit itu dia ada di lapangan dari pagi hingga
pukul 17.00. Dan, dia a tidak melihat sama sekali adanya pemukulan.
"Jadi, tidak ada pentungan. Kalau nangkis iya. Terus terang saya nggak
lihat dari pagi sampai sore sampai rata, saya ada di sana. Saya tidak
lihat satpol memukul orang, tidak tahu setelah saya pulang. Saya
pulangnya jam 5 sore. Sudah rata, sudah kondusif, saya pamit," tuturnya
Kukuh mengatakan ia sebenarnya sudah mewanti-wanti anak buahnya supaya
tidak terjadi kekerasan. Ia sudah menginstruksikan pada bawahannya
harus menganggap warga waduk Pluit saudara bukan musuh. Karena tujuan
Pemprov DKI, tidak lain adalah demi kepentingan warga Jakarta secara
keseluruhan.
"Saya sudah larang untuk melakukan kekerasan,
kalau saya tahu ada kekerasan saya tempeleng sendiri. Tujuan itu kan
untuk menanggulangi banjir. Setidaknya mengurangi banjir," ucapnya.
(umi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar