VIVAnews – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali
dikritik. Namun, kali ini yang mengkritik SBY bukan lawan politik, bukan
pula aktivis pergerakan, melainkan beberapa siswa di SMUN 3 Denpasar.
Para
siswa ini menulis surat yang isinya mengritik kebijakan SBY. Kumpulan
surat-surat tersebut kemudian dihimpun dalam satu buku, kemudian
diterbitkan. Buku itu kemudian diberi judul “Surat untuk Presiden”.
Buku
hasil karya kelompok jurnalis siswa SMU Negeri 3 Denpasar yang
tergabung dalam Madyapadma tersebut berisikan 19 surat yang ditujukan
kepada Presiden.
Ketua Madyapadma, I Gusti Agung Made Yogiswara,
Senin 26 Agustus 2013 menjelaskan, buku berjudul “Surat untuk Presiden”
dibuat sebagai upaya menampung curahan hati (surhat) siswa yang hendak
disampaikan kepada presiden.
Dengan dirangkum menjadi sebuah
buku diharapkan nantinya curhat para siswa tersebut dapat dibaca oleh
presiden ataupun oleh kalayak umum.
“Apresiasi
pemikiran-pemikiran remaja itu dikumpulkan dan dijadikan sebuah buku,
dengan harapan Presiden bisa membaca buku tersebut. Kalau Presiden bisa
membacanya, tentunya para penulis yang menulis di buku tersebut sangat
bangga,” ujar I Gusti Agung Made Yogiswara.
Menurutnya, beragam
permasalahan disampaikan para siswa dalam buku setebal 80 halaman
tersebut. Mulai dari masalah pendidikan, pengelolaan Migas, pertanian,
kebijakan pemerintah, hingga kemiskinan.
Beberapa surat di
antaranya berjudul “Kami Korban Kebijakan”, “Masih Pedulikah Pemerintah
dengan Nasib Rakyatnya”, serta “Antara Wajah Kusam Pendidikan dan
Etalase Megah Pemerintah”.
Selain meluncurkan buku berjudul
“Surat untuk Presiden”, siswa-siswa SMUN 3 Denpasar juga meluncurkan
buku karikatur yang berjudul “Bali Hahaha Hihihi”. Buku karikatur
tersebut menggambarkan perilaku masyarakat Bali yang dituangkan dalam
ilustrasi-ilustrasi unik.
Kritik terhadap perilaku tersebut
dibuat dan dikemas secara jenaka tanpa ada pretensi apa pun. Tujuannya
sama yakni, mengritik yang buruk dan mengapresiasi perilaku yang baik di
masyarakat Bali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar