VIVAnews - Jenderal TNI Moeldoko akhirnya resmi menjadi
Panglima TNI setelah Dewan Perwakilan Rakyat, melalui Komisi I Bidang
Pertahanan, menyetujui usulan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Uji
kepatutan dan kelayakan pada Jenderal Moeldoko digelar DPR pada Rabu 21
Agustus 2013.
Meski disetujui secara aklamasi oleh sembilan
fraksi di Komisi I, tetapi ada beberapa catatan yang harus diperhatikan
oleh Kepala Staf Angkatan Darat itu.
Ketua Komisi I, Mahfudz
Siddiq, mengungkapkan ada tiga catatan terkait agenda yang perlu
diprioritaskan oleh Jenderal Moeldoko ketika menjabat Panglima TNI.
Pertama, perlunya keterpaduan manajemen TNI dalam tiga bagian, yaitu Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Angkatan Darat.
"Keterpaduan
ini bukan hanya dalam rantai komando, tetapi juga pengadaan alusista,
pembinaan personel. Keterpaduan TNI akan berdampak pada penguatan postur
pertahanan," kata Mahfudz.
Kedua, dukungan terhadap meritokrasi
atau prestasi dan kemampuan personel. Dengan begitu, dukungan terhadap
sumber daya manusia menjadi proyeksi, dan promosi berjalan lebih baik
lagi.
Ketiga, mengenai pendayagunaan berbagai sumber di luar TNI.
Terutama sumber daya pengetahuan dan teknologi untuk mengakselerasi
kemampuan TNI.
"Apalagi di tengah perkembangan ancaman asimetris yang lebih banyak mengandalkan teknologi," kata dia.
Jenderal
Moeldoko merupakan calon Panglima TNI untuk menggantikan Laksamana Agus
K Suhartono yang akan habis masa jabatannya pada 20 Mei 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar