Pewarta: Zul Sikumbang
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi Popong Otje Djundjunan mengatakn
Ujian Nasional (UN) bukan lagi dijadikan alat untuk menentukan kelulusan
bagi siswa.
Oleh karena itu, kata wanita yang akrab dipanggil
Ceu Popong kepada ANTARA News di Jakarta, Rabu, siswa tak perlu takut
untuk tidak lulus.
"Alhamdulillah, keinginan Komisi X DPR RI yang
meminta pemerintah agar UN tidak dijadikan alat kelulusan, apalagi
satu-satunya sudah terpenuhi. UN hanya untuk pemetaan terkait masalah
pendidikan," kata Ceu Popong.
Ia menyebutkan, kalau UN dijadikan
salah satu alat penentu lulus atau tidaknya seorang siswa, tentunya
tingkat pendidikan di Jakarta dan Papua harus sama atau setingkat.
"UN
bisa dijadikan alata kelulusuan kalau pendidikan di Papua dan Jakarta
sama. Namun pemerintah sekarang menyadari itu. Yang menentukan kelulusan
adalah satuan pendidikan dan itu hanya guru-guru yang tahu," kata
politisi tertua di DPR RI itu.
Harapan yang lebih besar, katanya,
UN dijadikan dasar, objektif untuk memetakan masalah pendidikan di
suatu daerah. Misalnya di Papua, tingkat pendidikan sekian, di Maluku
sekian, Sumbar seperti apa.
"Berdasarkan pemetaan itu, apa yang
harus diperhatikan, diperbaiki dan lain sebagainya. Jadi murid tidak
usah takut tidak lulus," imbuhnya.
Ia juga menyebutkan, UN yang dilakukan secara online juga tidak tepat.
"Soal
UN online, bagus kalau untuk peningkatan, praktis. Tapi tak bisa
serentak karena tergantung lokasi dan infrastruktur. Ada yang daerah
yang belum dapat aliran lisrik, ada daerah yang tiba-tiba listrik mati,"
kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar