Laporan: Zulhidayat Siregar
RMOL. Kekerasan yang masih kerap terjadi di kalangan pelajar disesalkan.
Apalagi,
tawuran antara pelajar SMK Yuppentek dengan SMK PGRI 2 Kota Tangerang
pada Senin (6/4) lalu memakan korban. Seorang siswa SMK PGRI 2 bernama
Ahmad Arifin (17 tahun) meninggal dunia karena mengalami luka bacok.
"Seharusnya
kejadian seperti ini tidak terjadi jikalau peran guru dan keluarga bisa
dilakukan secara optimal dalam hal pengawasan dan bimbingan pembentukan
karakter siswa," jelas Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kota
Tangerang, Syahrian, (Selasa, 14/4).
Ketua IPM Provinsi Banten
bidang Advokasi, Mufidan, mengharapkan kasus tersebut diusut secara
tuntas dan pelaku dapat diganjar dengan hukum setimpal.
"Agar
kejadian seperti ini tidak terulang lagi karena amat mencoreng citra
pendidikan akhlakul karimah di Kota Tangerang," ungkapnya.
Sementara
itu Koordinator Komunitas Pemuda Anti Kekerasan (KOMPAK), Alpan Habibi,
menegaskan perlunya kesadaran dari seluruh pihak terkait agar terlibat
dalam mengentaskan kekerasan di dunia pendidikan.
"Sehingga calon generasi muda kita terhindar dari segala upaya bentuk kekerasan," tutupnya. [zul]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar