Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Surabaya (ANTARA News) - Direktur Utama PT Pertamina Dwi Sutjipto kepada
pers di Surabaya menyampaikan Lapangan Banyu Urip Blok Cepu akan
menjadi harapan baru untuk mengamankan suplai energi nasional.
"Ini peristiwa bersejarah, dari lifting ini akan menambah minyak dan gas. Lifting
dari Banyu Urip akan memenuhi 25 hingga 30 persen pasokan minyak
nasional," kata Dwi usai meresmikan lifting perdana di FSO Gagak Rimang,
Minggu.
Dia menjelaskan, hingga saat ini produksi minyak di Lapangan Banyu
Urip secara bertahap meningkat hingga 80 ribu barel/hari, dan diharapkan
pada akhir tahun ini meningkat lebih dari 165 ribu barel/hari.
Dwi berpendapat, jika target tersebut dapat terealisasi, maka
Lapangan Banyu Urip akan menjadi ladang dengan hasil yang tertinggi di
indonesia.
"Produksinya sekitar 25-30 persen produksi minyak nasional. Kita
bisa mengurangi import, menguatkan ketahanan energi. Karena 50 persen
masih impor, sehingga tambahan ini sangat berarti," tuturnya.
Berawal dari Blok Cepu inilah, ia mengemukakan, pengerjaan dan
penyelesaian di blok-blok lainnya akan dilanjutkan, dengan tetap
memperhatikan arahan dari kementerian ESDM dan SKK Migas.
"Apa yang kita lihat saat ini menjadi bukti bahwa ExxonMobil mampu menjadi leader bersama kami, semoga ini menjaga kepercayaan pemerintah dan bagi swasta bisa menjadi contoh kerjasama yg baik," tutur Dwi.
Pada lifting itu, PT Pertamina EP Cepu (PECP) akan
mengirimkan 550.000 barrel minyak mentah dari FSO Gagak Rimang ke kilang
Pertamina di Cilacap dan Balongan dengan menggunakan Kapal Tanker Mt.
Gunung Geulis milik Pertamina.
Kontrak Kerja Sama (KKS) Blok Cepu tersebut merupakan hasil
kesepakatan yang telah ditandatangani oleh pemerintah dan kontraktor KKS
pada 17 September 2005.
Kontraktor KKS Blok Cepu antara lain PEPC dengan kepemilikan saham
45 persen, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan Ampolex Cepu PTE LTD 45
persen, dan BUMD setempat sebesar 10 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar