Oleh :
Bayu Adi Wicaksono, Fajar Ginanjar Mukti
VIVA.co.id - Gubernur DKI
Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, membantah jika Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta "pilih kasih" dalam menertibkan bangunan yang berdiri di
bantaran Sungai Ciliwung, Kampung Pulo. Bangunan ilegal apa pun di
pinggir kali itu pasti dibongkar.
Ahok mengatakan, sebelum
melakukan pembongkaran secara besar-besaran terhadap lebih dari 500
bangunan di Kampung Pulo, Pemprov DKI sebelumnya telah membongkar kurang
lebih 13 unit bangunan rumah toko bersertifikat yang berdiri di jalan
masuk menuju Kampung Pulo.
"Ruko itu ada sertifikatnya, kita bongkar," ujar Ahok , di Balai Kota DKI, Senin, 24 Agustus 2015.
Ahok
mengatakan, bila tidak dibongkar, alat-alat berat yang sebelumnya
digunakan untuk menertibkan hunian ilegal di kawasan Kampung Pulo tidak
akan bisa masuk ke kawasan hunian untuk melakukan tugasnya.
Ahok
membantah bila Pemerintah Provinsi DKI disebut pilih kasih dalam
melakukan penertiban pemukiman liar Kampung Pulo. Ia menegaskan,
bangunan apa pun yang berdiri di atas lahan yang seharusnya dijadikan
jalan inspeksi sungai pasti akan ia bongkar.
Apalagi, Ahok
mengatakan, 13 ruko yang telah ia robohkan di jalan masuk Kampung Pulo
juga sebenarnya adalah ruko milik warga keturunan Tionghoa. Bahkan ada
yang marah-marah kepada dia karena bangunan mereka akan dibongkar.
"Mereka dulu marah-marah, saya enggak peduli," ujar Ahok.
Dia
menegaskan, tidak ada sentimen apa pun yang ia gunakan untuk
menertibkan kawasan-kawasan hunian di Jakarta. Untuk menyelesaikan
permasalahan banjir di Jakarta, Ahok mengatakan, ada banyak hal yang
menurutnya memang perlu direlakan warga untuk ditertibkan.
"Prinsip
kita dalam demokrasi kan begitu. Kalau untuk kepentingan orang banyak,
mesti ada yang berani kita korbankan," ujar Ahok. (ren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar