JAKARTA - Anggota
Komisi II DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko
menyampaikan permintaan pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
agar memberikan perhatian serius kepada masyarakat di pedesaan yang
terkena dampak situasi krisis ekonomi tahun 2015.
Menurut Budiman, beberapa pekan terakhir
nilai tukar Rupiah dan IHSG jatuh dengan cukup dalam. Bahkan ada media
yang membandingkannya dengan situasi Krisis Moneter 1997. Analis
keuangan, ekonomi, hingga publik ramai membicarakan rupiah. Namun ia
menyayangkan tidak banyak bahasan dari perspektif desa dan ekonomi
pedesaan.
"Ada perbedaan mendasar antara krisis
1997 dengan krisis 2015. Pada krisis 1997, nilai tukar melemah namun
harga komoditas dalam valuta asing (dolar), relatif tetap. Sehingga
banyak petani yang memproduksi komoditas ekspor dapat menikmati harga
jual yang sangat tinggi," kata Budiman melalui siaran persnya, Selasa
(25/8).
Namun, lanjutnya, pada Krisis 2015 kali
ini, melemahnya nilai tukar diikuti dengan jatuhnya harga komoditas
ekspor pertanian, perikanan dan pertambangan. Harga beberapa komoditas
di pasar internasional turun secara ekstrem, dari periode peak awal
2011, misalnya karet (-70 persen), biji besi (-71 persen), gula (60
persen), batu bara (-55 persen), sawit (-54 persen), kopra (-45 persen),
kopi arabika (-42 persen).
Pelemahan harga komoditas ini semakin
cepat dalam setahun terakhir, akibat dipicu oleh penurun harga minyak
bumi (-60%). Jatuhnya harga minyak menjalar ke komoditas lain.
Akibatnya, pada Krisis 2015 ini desa tidak dapat menopang perekonomian
nasional, sebaliknya jutru merasakan dampak yang cukup dalam.
"Merujuk pada situasi tersebut,
pemerintah harus secara serius memperhatikan dampak krisis ekonomi di
desa. Wacana dan kebijakan penanganan krisis hendaknya tidak didominasi
oleh perspektif urban semata," jelas anak buah Ketum PDIP Megawati
Soekarnoputri.
Karena itu, ia meminta pemerintah
melakukan sejumlah langkah, seperti menggelontorkan program dan anggaran
ke desa secara masif, cepat, tepat sasaran dan minim kebocoran.
Memastikan prioritas alokasi anggaran
tersebut untuk mendorong usaha-usaha pertanian dan perikanan, guna
menjamin ketersediaan pangan domestik selama periode krisis.
"Kemkeu, BI dan OJK juga perlu membuat
terobosan untuk meningkatkan perputaran uang dan meminimasi dampak
krisis di pedesaan. Misalnya dengan mendorong penyaluran," ujarnya.
Selain itu, upaya lain bisa dengan
penyaluran kredit secara masif kepada komoditas bersiklus pendek seperti
padi, jagung, kedelai, peternakan unggas, hingga ikan tangkapan.(fat/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar