TEMPO.CO, Jakarta
- Ada cerita yang sempat menghebohkan saat penggusuran di Kampung Pulo,
Jatinegara, Jakarta Timur. Sempat beredar kabar ada sebuah rumah di RT
11/RW 03 yang tak mempan dihancurkan oleh alat berat milik Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta.
Cerita yang terkadang sulit dijelaskan oleh
nalar itu akhirnya dijawab oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
Pemerintah DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso. "Itu rumah memang belum bisa
dihancurkan," kata Kukuh di Kampung Pulo, Minggu, 23 Agustus 2015.
Sebabnya, kata Kukuh, rumah milik warga bernama Musa tersebut menempel
dengan sebuah rumah yang tidak terkena proyek normalisasi. "Kalau rumah
tersebut dihancurkan, maka rumah di sebelahnya pun bakal ikut hancur,"
ujar Kukuh, menambahkan.
Karenanya, rumah tersebut hingga Sabtu
dibiarkan saja alias tak dihancurkan menggunakan alat berat seperti
eksvakator. Namun, Kukuh memastikan rumah itu akan dihancurkan karena
masuk ke dalam area proyek normalisasi. "Rumah itu akan dihancurkan
secara manual," ucapnya.
Di tengah hiruk-pikuk pembongkaran perumahan milik Warga Kampung Pulo,
Kampung Melayu, Jakarta Timur, sempat tersiar kabar ada rumah ajaib
yang tak juga ambruk meski berkali-kali dihantam mesin-mesin penghancur.
Rumah ajaib itu persisnya terletak di bantaran Kali Ciliwung, RT 11/RW
03, Kampung Pulo.
Rumah milik Musa itu diyakini memiliki
keistimewaan dan tidak bisa dirobohkan karena sering menjadi tempat
mengaji dan salat berjamaah. Hingga Sabtu, 22 Agustus 2015, rumah itu
berdiri kokoh. Berdasarkan penuturan warga, sejak Jumat, ekskavator dan
alat berat lainnya belum berhasil meruntuhkan rumah itu.
"Hari ini (Sabtu) dicoba lagi, tiga kali gagal, mati terus backhoe-nya
(eksvakator)," kata Anto, warga Kampung Pulo, yang mengaku tinggal di
dekat rumah tersebut. Seingat warga, selama ini mesin tersebut dengan
garang sukses menghancurkan bangunan-bangunan lain yang berada di
sekitar rumah itu.
Minggu ini, menurut Kukuh, pihaknya sudah
menyampaikan kepada pemilik rumah yang sempat membikin geger itu agar
segera dapat menghancurkan sendiri rumah itu. "Kami memberi kesempatan
kepada pemilik untuk menghancurkan sendiri."
Hingga Minggu malam, Tempo masih berusaha meminta konfirmasi kepada Musa dan pemilik rumah yang ada di sebelahnya.
Adapun
rumah lain yang terkena proyek Normalisasi Kali Ciliwung di Kampung
Pulo sebagian besar sudah rata dengan tanah. Yang tersisa tinggal sebuah
masjid dan makam. "Rencananyanya bagaimana nanti dibicarakan dulu
dengan warga dan pejabat setempat," kata Kukuh.
Pemerintah DKI
menggusur permukiman warga Kampung Pulo dengan mengerahkan 1.500 anggota
Satuan Polisi Pamong Praja dan 8 unit ekskavator. Dua ekskavator
berjenis amfibi, enam sisanya adalah ekskavator darat. Total rumah yang
akan dihancurkan sebanyak 519 unit yang dihuni oleh 926 kepala keluarga.
NINIS CHAIRUNNISA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar