Oleh :
Rochimawati
VIVA.co.id - Harga minyak
mentah meroket lebih dari 10 persen pada Kamis, posting reli terbesar
satu hari sejak Maret 2009. Lonjakan ini memulihkan pasar saham.
Gertakan
kembali dilakukan setelah minyak mengalami kemerosotan dan mencapai
posisi terendah pada tahun ini, minyak naik karena pasar saham dunia
naik di tengah harapan langkah-langkah pemerintah China untuk merangsang
ekonomi, sementara dolar menguat.
Dikutip dari CNBC,
Jumat 28 Agustus 2015, minyak mentah AS naik US$3,96, atau 10,3 persen
menjadi US$42,56 per barel, menandai hari terbaik sejak Maret 2009
ketika itu melonjak 11,1 persen.
Patokan minyak dunia, Brent naik
US$4, atau 10 persen menjadi US$47 per barel. Sejak Juli, karena harga
minyak memulai penurunan yang cukup tajam.
"Kami sudah
mengantisipasi setelah pasar minyak sempat panik," kata Analis Caprock
Risk Management di Frederick, Maryland, Chris Jarvis.
Sementara
stok minyak mentah AS secara tak terduga turun lebih dari 5 juta barel
pekan lalu, dan data dari kelompok industri Genscape menunjukkan bahwa
persediaan di Cushing, Oklahoma, menurun lain hampir 400.000 barel sejak
Jumat lalu.
Meski begitu, sebagian besar analis pesimistis bahwa minyak bisa mempertahankan perjalanan yang lebih tinggi.
"Tren
ini kuat dan turun. Namun, jangan salah langkah oleh koreksi yang lebih
tinggi," kata analis teknis PVM Oil Associates Robin Bieber. (ren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar