Pewarta: Zubi Mahrofi
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 29 poin menjadi
Rp13.914 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.885 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya terhadap dolar AS.
Belum adanya kepastian dari the Fed mengenai waktu untuk menaikkan suku
bunganya, kembali membuat pelaku pasar merasa lebih nyaman memegang
dolar AS di tengah minimnya kepastian sentimen," kata Kepala Riset NH
Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Di tengah kondisi saat ini, menurut dia, jika nilai tukar rupiah
bergerak menguat maka itu hanya bersifat sementara, hal itu dikarenakan
sentimen dari dalam negeri juga cenderung negatif.
Kendati demikian, ia mengharapkan kebijakan yang dikeluarkan Bank
Indonesia dengan akan mengoptimalkan operasi moneter baik di pasar valas
domestik dapat meredam tekanan lebih dalam.
Ia mengemukakan bahwa Bank Indonesia dikabarkan menerapkan beberapa
strategi diantaranya memperkuat pengelolaan likuiditas rupiah di pasar
uang, melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder,
dan mengubah mekanisme lelang Reverse Repo (RR) SBN dari "variable rate
tender" menjadi "fixed rate tender".
Sementara itu, analis pasar uang dari Bank Mandiri, Reny Eka Putri
mengatakan bahwa data ekonomi Indonesia ke depan diharapkan mencatatkan
hasil yang lebih baik dibandingkan sebelumnya sehingga dapat dijadikan
pegangan bagi pelaku pasar untuk masuk ke dalam instrumen investasi
dalam mata uang rupiah.
"Data ekonomi Indonesia yang telah dirilis cenderung melambat, pada
triwulan II 2015 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 4,67
persen, lebih rendah dibandingkan capaian periode sama tahun sebelumnya
yang tumbuh 5,03 persen. Diharapkan ke depan kinerjanya lebih baik,"
katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar