Pewarta: Agus Salim
Jakarta (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan sampai saat ini kondisi kesehatan bank secara umum masih bagus.
"Dari 118 bank, sebagian besar memiliki rating II atau bagus dan
hanya sekitar 10 persen yang rating III. atau standar," kata Deputi
Komisioner Pengawas Perbankan III Irwan Lubis dalam siaran pers yang
diterima di Jakarta, Jumat.
Posisi Juni, lanjut Irwan, pertumbuhan industri perbankan masih ada.
Kredit tumbuh 4,18 persen (ytd). Dana tumbuh sekitar 4,5 persen. Masih
terdapat pertumbuhan walaupun tidak secepat semester I 2015 (melambat
karena pengaruh kondisi ekonomi).
Sementara akibat depresiasi rupiah, yang terkait adalah risiko pasar
melalui neraca (liabilities dan aset valas) dan jenis banknya. Secara
regulasi, "treshold" valas maksimal 20 persen dari modal. Saat ini,
secara industri (posisi devisa netto) PDN industri masih sekitar lima
persen.
Secara individual PDN 54 bank devisa ada di posisi PDN 2-10 persen
jauh dari treshold. Dari 54 bank devisa itu, 51 bank posisinya "long".
Artinya meski rupiah melemah, "balance sheet" bank memberikan efek
positif bagi laba-rugi.
Sementara tiga bank posisi "short", akan memberi efek negatif bagi
laba-rugi. Akan tetapi posisi PDN masih jauh di bawah treshold sehingga
tidak terlalu berpengaruh.
Sedangkan dari sisi CAR 118 bank, menurut profil risiko kisarannya
10-14 persen. Artinya, CAR bank semua memenuhi CAR profil risiko. Paling
rendah, secara individu CAR 11 persen, sementara yang paling tinggi
bisa 35 persen. Rata-rata CAR industri 20,19 persen.
"Jadi dengan kurs Rp14.000 maupun Rp15.000 per dolar AS untuk saat ini tidak ada pengaruh bagi kondisi bank," kata Irwan.
Bahkan sebagian besar bank tersebut, menurut dia, akan memiliki efek
positif karena profit and loss semakin besar. Memang tiga bank akan
terkoreksi tapi rugi laba masih positif.
Mengenai hasil "stressed test" Maret 2015, memang ada lima bank yang
berada di posisi lampu kuning, tetapi OJK punya siklus pengawasan dan
OJK sudah bertemu dengan lima bank itu, walaupun sifatnya masih akan
terjadi, tetapi OJK sudah melakukan aksi.
"Kita minta tambah modal, tiga bank tambah modal, yang dua bank
karena masih di batas, kita minta perbaikan strategi bisnis seperti
memperkuat remedial unit yang mengalami kredit bermasalah ataupun
efisiensi jaringan kantor dan pegawai," katanya.
Ia menyebutkan sejak Maret sampai Agustus 2015 kondisi sudah
berubah, tiga bank sudah tambah modal dan sudah kuat posisi
operasionalnya. Lima bank itu merupakan bank konvensional, BUKU I.
CAR lima bank tersebut sudah di atas profil risiko, sekitar 11
persen. Stressed test sudah sering dilakukan, asumsinya sudah ekstrem
dilakukan misalnya jika kurs hingga mencapai Rp16.000 per dolar AS.
Kondisi lima bank tersebut semakin baik saat ini.
Irwan menyebutkan stress test sering dilakukan termasuk pengaruhnya
ke NPL dan sekarang NPL masih bisa dijaga di 2,55 persen gross, dengan
perkiraan pada Juli hanya bertambah sediikit di 2,56 atau 2,58 persen.
"Meski naik tapi CAR belum terpengaruh karena cadangan dan provisi
masih cukup. Tahun ini rentabilitas bank pasti turun karena bank harus
membentuk tambahan cadangan, tapi masih ada laba," kata Irwan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar