Jakarta (ANTARA News) - Menlu Marty Natalegawa meyakini Gerakan Non-Blok bisa dijadikan forum penting berbagi pengalaman diantara negara anggotanya dalam menghadapi masalah dunia yang terjadi dewasa ini.

"Semenjak didirikannya pada tahun 1961, kekuatan GNB tidak sekuat saat ini dalam menciptakan perdamaian dunia serta prosesnya," ujar Marty dalam pidato pembukaan Konferensi Tingkat Menteri Gerakan Non-Blok (KTM GNB) ke-16 yang dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Nusa Dua, Bali 23-27 Mei 2011.

Terinspirasi dari Dasa Sila Bandung dan Piagam PBB, GNB merencanakan dunia yang lebih damai dan saling bekerjasama.

"Kita perlu memastikan bahwa gerakan kami lebih siap untuk menanggapi berbagai tantangan yang ada pada abad 21, karena tantangan yang dihadapi dewasa ini sangat rumit, memiliki segi yang beragam dan transnasional," ujarnya.

Dengan memperkuat prinsip Dasa Sila Bandung sebagai dasar, GNB perlu memperbaharui usaha Gerakan dalam konteks menuju perubahan dunia, serta untuk menerapkan visi, fokus dan berorientasi tindakan.

"Pada awalnya, para pendiri gerakan ini pada masa dibentuknya GNB juga mewakili negara-negara yang baru merdeka, negara yang menderita dari kekuasaan kolonial serta dibebani keterbelakangan dan kekurangan sumber daya," ujar Marty.

Marty juga menegaskan bahwa Gerakan ini merupakan bagian dari solusi tantangan global dalam 50 tahun ke depan dan seterusnya.

Selain itu Marty juga mengutip pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyebutkan tiga peran penting GNB pada abad 21, yaitu GNB harus bisa menjadi kontributor budaya perdamaian dan keamanan global.

Kemudian, GNB juga harus memberikan kontribusi dalam perkembangan politik dan keadilan, mempromosikan demokrasi dan peningkatan dalam pelaksanaan pemerintahan yang baik.

Peran yang terakhir, adalah berkontribusi pada kesejahteraan global yang merata, dan tidak boleh ada negara yang tertinggal.

KTM GNB ke 16 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, diperkirakan akan menghasilkan "Output Document" yang sifatnya tidak mengikat namun merefleksikan kepentingan dari tiap negara anggotanya.

Selain itu, GNB tahun ini juga akan menghasilkan dokumen "Deklarasi Komemoratif (Peringatan) Bali" sebagai perayaan 50 tahun berdirinya organisasi tersebut.

KTM GNB ke-16 ini akan diikuti oleh pejabat setingkat menteri, wakil menteri, dan satu orang wakil presiden dari Honduras.yang terdiri atas 118 negara anggota, 18 negara peninjau , 26 negara undangan,10 organisasi internasional sebagai peninjau, 23 organisasi internasional undangan.

Dalam kesempatan ini, GNB juga akan menerima secara formal dua negara anggota baru Fiji dan Azerbaijan, yang menjadikan jumlah anggotanya mencapai 120 negara.