Nusa Dua (ANTARA News) - Mesir mengajak negara-negara anggota Gerakan Non Blok (GNB) untuk mewujudkan perdamaian, khususnya di Palestina.

"Sudah saatnya kita mengubah jalan yang kita ambil untuk mencapai perdamaian sehubungan dengan Palestina. Yang penting adalah mencapai perdamaian," kata Menteri Luar Negeri Mesir, Nabil Abdalla El-Araby saat menyampaikan pidatonya dalam pembukaan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-16 GNB, di Nusa Dua, Rabu.

Menlu Mesir menuturkan masalah Palestina menjadi isu penting saat ini. Upaya-upaya untuk mencapai perdamaian di Palestina telah dilakukan, tetapi proses tersebut belum menunjukkan hasil.

Untuk itu, ia mengajak negara-negara anggota GNB untuk memperhatikan isu ini dan mengutamakan perdamaian sebagai jalan keluar.

Persoalan Palestina akan dibahas diantara negara-negara anggota GNB dalam KTM ke-16. Selain itu, juga akan dibahas tentang tahanan politik Palestina di Israel.

Hasil pembahasan tentang konflik di Palestina dalam KTM ke-16 ini akan ditindaklanjuti dalam Konferensi Tingkat Tinggi GNB di Teheran, Iran, pada 2012.

Sementara itu, sikap Mesir adalah mendukung pengakuan terhadap Palestina. Dalam pertemuan bilateral antara Menlu RI Marty Natalegawa dan Menlu Mesir, Selasa (24/5) kedua belah pihak berupaya mendorong negara-negara anggota GNB yang belum mengakui Palestina untuk memberikan dukungan dan pengakuannya.

Indonesia dan Mesir sepakat untuk berbagi tugas guna mendorong negara-negara di masing-masing kawasan yang belum memberikan pengakuan terhadap Palestina, untuk dapat segera mengakui Palestina.

Menlu RI mengatakan GNB selama ini sangat konsisten mendukung Palestina. Namun, masih ada 29 negara anggota GNB yang belum mengakui Palestina atas berbagai alasan. Negara yang belum mengakui Palestina ini diantaranya adalah negara anggota ASEAN.

Menlu RI berharap KTM ke-16 GNB di Bali menjadi momentum baru agar negara yang belum mengakuai Palestina untuk dapat memberikan pengakuan.

"Harapan kita menciptakan momentum baru kearah ini, dengan Indonesia dan Mesir bekerjasama sebagai mitra mendorong negara-negara yang belum melakukan itu (mengakui Palestina -red)," katanya.