BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 02 Mei 2011

Pendidikan Murah, Tapi Berkualitas

Radar Tegal

Untuk mewujudkan Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) 9 tahun, pemerintah telah mengeluarkan dana BOS, yang diperuntukkan bagi SD dan SMP sederajat. Adanya BOS bukan berarti pendidikan menjadi gratis sama sekali, tetapi lebih pada upaya menciptakan pendidikan murah tapi berkualitas.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes Drs Sutikno mengatakan bahwa pendidikan murah dan berkualitas ini menjadi salah satu tujuan mengentaskan masalah pendidikan. Di mana siswa yang berasal dari kelurga tidak mampu tetap bisa mendapatkan pendidikan, minimal sampai dengan tingkat SMP atau yang sederajat.
“Untuk usia 7-15 tahun wajib bersekolah, yang tidak mampu harus gratis, bahkan kalau perlu dibantu kebutuhan untuk pendidikannya, seperti seragam, tas, sepatu dna buku-bukunya,” ujarnya.
Salah satu upaya untuk menuntaskan Wajar Dikdas itu adalah dengan membuka SMP Satu Atap, yang saat ini sudah berdiri 13 buah SMP Satu Atap yang tersebar di beberapa kecamatan. Di antaranya di Kecamatan Brebes, Tanjung, Ketanggungan, Larangan, Sirampog, Paguyangan, Banjarharjo, Salem dan Bantarkawung.
“Seperti di Desa Pamedaran, Kecamatan Ketanggungan, dari sekitar 125 siswa SD yang lulus, hanya sekitar 20 yang melanjutkan ke SMP. Ini karena terkendala jarak, hingga akhirnya kita memutuskan untuk membuka SMP Satu Atap di Pamedaran. Tahun ini juga kita buka, ini untuk mengantisipasi adanya anak putus sekolah atau DO,” ujarnya.
Untuk masalah perizinan, kata Sutikno, sudah dilakukan. Diharapkan tahun ini bisa turun, kalau pun belum turun, maka siswanya akan diindukan dengan SMP yang terdekat, yakni SMPN 3 Ketanggungan. “Masalah ini sudah dikonsultasikan, dan untuk pendidikan harus jalan terus, tanpa harus menunggu izin turun baru dibuka,” katanya.
Pemerintah sendiri, lanjut dia, memberikan beasiswa kepada seluruh siswa SMP Satu Atap. Alasanya, kenapa mereka masuk dalam kategori keluarga tidak mampu, karena tidak bisa menyekolahkan anak ke sekolah yang cukup jauh. “Mereka bisa sekolah karena ada SMP Satu Atap, jadi mereka kategri siswa tidak mampu. Tahun kemarin semuanya dapat beasiswa semua, mudah-mudahan tahun ini juga,” tandasnya.
Untuk RSBI sendiri, lanjut Sutikno, mereka wajib menggratiskan 20 persen siswanya yang berasal dari keluarga yang tdak mampu. Namun tentunya mereka yang mempunyai prestasi dan lulus dalam tes yang dilakuakn sekolah RSBI tersebut. (riz)

Tidak ada komentar: