Depok (ANTARA News) - Direktur Pemberitaan Perum LKBN ANTARA Saiful Hadi mengatakan bahwa  pemberitaan di media massa harus memperhatikan asas kepatutan sosial.

"Pemberitaan media mempunyai dampak yang luas di masyarakat, sehingga asas kepatutan perlu diperhatikan," kata Saiful ketika menjadi pembicara dalam acara seminar yang bertajuk "Media dan Pembangunan Demokrasi di Indonesia" di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB-UI) Depok, kemarin.

Tampil sebagai pembicara dalam acara tersebut selain Saiful Hadi adalah Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra, Kadiv Humas Mabes Polri Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution, dan Dekan FIB-UI Bambang Wibawarta.

Menurut Saiful Hadi, cara media membangun demokrasi adalah dengan mengangkat persoalan yang membela kepentingan rakyat, dan melaksanakan tugas konstitusi sebagai alat kontrol sosial.

Selain itu, tambahnya, tugas pers juga dapat membongkar keburukan dan penyimpangan, menyuarakan pihak yang tidak mempunyai suara, serta sebagai agen perubahan dan pembuat agenda publik.

Lebih lanjut ia mengatakan, idealisme masih tertanam di dalam wartawan Indonesia sehingga pemberitaan masih banyak yang berpihak kepada kepentingan bangsa dan negara.

Ia mengakui bahwa Kantor Berita ANTARA selalu memberitakan kebenaran versi pemerintah, namun bukan berarti tidak mengkritik menteri atau pejabat yang dinilai tidak benar.

"Kita akan tetap mengkritisi menteri atau pejabat yang tidak benar," katanya.

Saiful berharap agar para wartawan Indonesia mempunyai kemampuan berpikir untuk menganalisa suatu berita layak atau tidak untuk disampaikan kepada masyarakat.

"Nasib media sepenuhnya ada di tangan masyarakat, jika publik tak menyukai, mereka akan meninggalkannya," ujarnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Dekan FIB UI Bambang Wibawarta yang menilai perkembangan media massa di Indonesia sangat cepat, sehingga diperlukan etika atau kepatutan dalam menyampaikan berita.

"Memang ada kekhawatiran sehingga diperlukan tanggung jawab dalam menyajikan berita," katanya.

Menurut Bambang, perlu dibangun budaya pemberitaan dengan konsep etika media massa sebagai upaya penyebaran informasi dan interpretasi seobjektif mungkin.

Selain itu, media massa seharusnya berperan sebagai penghubung antar kelompok sosial dengan ranah kebangsaan yang bertanggung jawab untuk menyampaikan nilai-nilai luhur.

Media massa katanya saat ini berkembang menjadi pembentuk opini publik. Seringkali, media massa tak ragu-ragu menyatakan opini dan keberpihakan serta membangun wacana dalam masyarakat.

"Media massa harus dapat menjalankan fungsinya dengan efektif untuk membangun koridor demokrasi dalam masyarakat Indonesia yang sangat plural," katanya.

Ia berharap agar budaya yang dibangun pers nantinya bermuara untuk kepentingan bangsa dan negara