Washington (ANTARA News) - Bank Dunia menyetujui dana hibah 6,4 juta dolar AS untuk meningkatkan pelayanan air dan limbah di Jalur Gaza, tak lama sesudah pertempuran delapan hari antara Israel dan Hamas, penguasa wilayah itu.

Prasarana di daerah kantong miskin Palestina itu -dengan penduduk lebih dari 1,5 juta orang- memburuk beberapa tahun belakangan dan wilayah tersebut sekarang "tersedak limbah tak terobati," kata Bank Dunia.

"Kami prihatin tentang kurangnya pasokan air bersih dan penurunan kualitas sumber daya air di Jalur Gaza," kata Mariam Sherman, Director Bank Dunia untuk Tepi Barat dan Gaza, dalam satu pernyataan seperti yang dilaporkan oleh AFP.

"Proyek baru itu sangat penting bagi warga Gaza. Tidak hanya akan meningkatkan keberlanjutan air dan jaringan limbah, tetapi juga akan memungkinkan penggunaan untuk lebih melayani kebutuhan pelanggan mereka."

Proyek terbaru itu akan mendanai pembangunan tangki air, koneksi sumur utama ke jaringan-jaringan pasokan dan pengurangan nilai kebocoran yang cukup mahal.

Hal ini juga akan ditujukan untuk membantu penggunaan lokal untuk meningkatkan penagihan dan layanan pelanggan, kata Bank Dunia.

Bank Dunia akan bermitra dengan Bank Pembangunan Islam, yang memberi kontribusi 11,14 juta dolar AS.

Israel dan gerakan Hamas yang berkuasa di Gaza melancarkan pertempuran selama delapan hari pada awal bulan ini, di mana sedikitnya 166 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, dan enam warga Israel, termasuk empat warga sipil, tewas.

Konflik itu memperlihatkan Israel meluncurkan gelombang serangan udara ke gerilyawan Gaza dengan menembakkan tembakan roket, mengancam akan meledakkan perang darat dengan skala penuh sebelum gencatan senjata yang ditengahi AS dan Mesir mulai berlaku pekan lalu.