Jakarta (ANTARA News) - Indonesian Maritime Institute (IMI) menyelenggarakan "Seminar IMI Goes to Campus: Strategi Membangun Negara Maritim" sebagai upaya menyosialisasikan negara maritim dengan menggandeng Universitas Paramadina bekerjasama dengan Serikat Mahasiswa Paramadina dan Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional Indonesia, Senin.

Keterangan tertulis Humas IMI menyebutkan, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan mengatakan, "Sudah lama sekali Indonesia tidak kembali menjadi bangsa Maritim yang tangguh, dan sudah saatnya kita mengembangkan potensi-potensi maritim yang tersimpan sebagai arah pembangunan negara," ujarnya saat membuka seminar.

Seminar itu bertemakan "Strategi Pengelolaan Wilayah Perbatasan Maritim Indonesia" karena  permasalahan-permasalah perbatasan maritim dalam beberapa tahun terakhir dinilai menunjukan tensi yang cukup tinggi khususnya pada bidang keamanan dan pertahanan.

Sebagai pembicara kunci Prof. Dr. Susanto Zuhdi yang mewakili Menteri Pertahanan, mengatakan ancaman di laut bukan hanya dari pihak militer asing, sejumlah sipil juga mulai mengancam.

"Dewasa ini kita dihadapkan dengan ancaman yang tidak saja berasal dari militer, tapi nonmiliter khususnya di wilayah perbatasan kita. Tentu saja, hal tersebut membutuhkan penanganan yang komprehensif agar segala bentuk ancaman dapat diantisipasi," ujarnya.

Hadir sebagai nara sumber, Prof Hasjim Djalal, Prof Dietriech Bengen, Laksda TNI Heribowo, Jaleswari Pramodhawardani, Brigjen TNI Dody Husodo Hargo dan Agus Dermawan dari KKP.

Direktur Eksekutif IMI Y Paonganan mengatakan bahwa kegiatan IMI Goes to Campus akan terus bergulir ke kampus-kampus seluruh Indonesia untuk terus mengkampanyekan pentingnya Indonesia menjadi sebuah negara maritim yang tangguh dan berdaulat. "Ini sebagai bentuk komitmen kami untuk menjadikan Indonesia negara maritim," tegasnya.

Pada kesempatan itu menggagas terbentuknya Pusat Studi Strategis Maritim di Universitas Paramadina untuk melakukan kajian-kajian strategis dalam bidang maritim.

"Untuk dana kegiatan ini berasal dari pihak KP3K-KKP, dan bekerjasama dengan Universitas Pramadina dalam  program Adopsi Pulau terluar untuk bersama-sama memajukan beranda NKRI tersebut," kata Paonganan.(*)