Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengharapkan kuota BBM bersubsidi yang telah ditetapkan sebesar 43,5 juta kiloliter tidak melampaui target dan upaya pengendalian konsumsi tetap dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

"Sampai akhir 2012, kita harus upayakan supaya kuota itu tetap di 43,5 juta kiloliter," ujarnya di Jakarta, Selasa.

Menkeu juga mengatakan, saat ini kondisi fiskal secara keseluruhan dalam kondisi baik, namun tidak mengharapkan adanya peningkatan beban anggaran akibat kelebihan subsidi yang harus ditanggung karena adanya kelebihan konsumsi BBM bersubsidi.

"Kalau memang perlu ada peningkatan, tentu saya tidak mengharapkan. Tetapi secara umum fiskal kita dalam keadaan baik. Kita memang perlu memperhatikan penerimaan negara karena ada sedikit yang perlu diperhatikan pada penerimaan negara," katanya.

Ia memahami adanya kesulitan yang dihadapi daerah karena mengalami kelangkaan BBM bersubsidi dan siap melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk mengatasi masalah ini dalam pertemuan koordinasi.

Tetapi, Menkeu mengharapkan, upaya penataan dan pengendalian tetap dilakukan, karena kelebihan kuota dari 43,5 juta kiloliter tersebut juga akibat dari upaya penyelewengan dan penyelundupan yang masih terjadi.

"Di beberapa daerah mungkin bisa dilakukan penyesuaian, tetapi sebagian besar itu bisa ditata. Jadi tetap kita mengharapkan supaya kuota tidak meningkat," katanya.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa meminta pemerintah daerah untuk membantu dalam pengawasan adanya penyimpangan penggunaan BBM bersubsidi.

"Kami memang meminta kepada pemda-pemda untuk membantu mengawasi penyaluran BBM bersubsidi," kata Hatta.

Hatta mengatakan, pengawasan tersebut ditujukan agar BBM bersubsidi dapat benar-benar sampai ke masyarakat dan penyimpangan yang mengakibatkan kelangkaan tidak terjadi.