Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo akui bahwa moda transportasi berbasis bus, Transjakarta masih belum optimal.

Dia bahkan menyebutkan empat kekurangan dari transportasi yang diluncurkan saat masa kepemimpinan Sutiyoso.  "Problem Transjakarta itu ada empat," kata Jokowi di Balaikota DKI, Rabu.

Keempat masalah yang menghantui Transjakarta yakni, jumlah armada, sterilisasi jalur Transjakarta yang masih kurang, tidak ada jalur salip, dan kurangnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).

Untuk armada, katanya, pihak Pemerintah Provinsi DKI (Pemprov) sudah menyiapkan sejumlah bus baru. Januari lalu, Jokowi sudah meluncurkan 102 bus gandeng (articulated bus) untuk Koridor I dan XII.

"Nanti ditambah lagi minggu depan 43 bus," katanya.

Untuk sterilisasi serta jalur salip, diakui Jokowi masih kurang meski sudah ada sejumlah petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang dipindahtugaskan ke Dinas Perhubungan untuk membantu menyeterilkan jalur.

"Sterilisasi jalur busway yang juga belum dan untuk jalur salip juga," katanya.

Jokowi juga berjanji akan menambah SPBG tahun ini. "Tahun ini ditambah," katanya.

Sementara itu, Jokowi siang tadi meresmikan. Transjakarta koridor XII, Pluit-Tanjung Priok. Dia mengatakan akan segera mengerjakan kelanjutan dari Peraturan Gubernur nomor 103 tahun 2007 tentang pola transportasi makro, yang mengatur mengenai 15 koridor Transjakarta.

"Koridor XIII, XIV, dan XV itu kan eleveted, butuh kontruksi," katanya. Dia yakin bahwa koridor XIII, Ciledug-Blok M, akan bisa diselesaikan dalam waktu dua tahun. "Insya allah tahun ini mulai, moga dalam dua tahun rampung," katanya.
(dny)