TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Marty Natalegawa menyampaikan ucapan belasungkawa resmi kenegaraan, atas meninggalnya mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela. "Kita semua merasakan duka yg sangat mendalam atas wafatnya seorang tokoh dan pejuang yg secara teguh dan prinsipil menentang kebijakan apartheid yg keji," tuturnya seperti dikutip dari rilis yang dikirimkan ke media massa pada Jumat pagi, 6 Desember 2013.
Dalam pernyataannya, Menteri Marty memandang Mandela sebagai seorang tokoh yang menjadi inspirasi di seluruh pelosok dunia, "khususnya negara berkembang, untuk menentang rasisme, kolonialisme dan berbagai bentuk ketidak adilan lainnya."
Pemimpin pejuang anti-apartheid yang menjadi presiden pertama melalui proses dermokrasi pertama di Afrika Selatan, Nelson Mandela meninggal pada usia 95 tahun. Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mengatakan Mandela, penerima nobel perdamaian pada 1993, wafat malam ini waktu Afrika Selatan atau dini hari waktu Indonesia, 6 Desember 2013.
Nelson Mandela pertama kali berkunjung ke Indonesia pada 1990, tak lama setelah dirinya dibebaskan dari penjara selama 27 tahun. Pada saat itulah Mandela berkenalan dengan batik. Mandela langsung jatuh hati pada batik dan menjadikan busana khas Indonesia ini sebagai pakaian resminya dalam setiap acara yang dia hadiri.
Indonesia sendiri baru membuka kantor perwakilan duta besarnya di Afrika Selatan pada 1994. Hubungan Indonesia dengan Afrika Selatan Mesra berkat figur Mandela. Kedua negara menjalin persahabatan dan hubungan ekonomi. Pada tahun 1995 dan 1997, Mandela kembali berkunjung ke Indonesia, saat itu dia sudah menjadi Presiden Afrika Selatan. Terakhir kali dia mendatangi Indonesia pada 2002, sebagai aktivis hak asasi manusia.
Sejak tiga bulan terakhir, Mandela menjalani perawatan di rumah sakit untuk menyembuhkan infeksi paru-paru yang dideritanya. Namun dini hari tadi Mandela akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
PRAGA UTAMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar