Jakarta - Meski belum sempurna, upaya pemberantasan korupsi di Indonesia rupanya ingin ditiru oleh Afghanistan. Salah satu caranya dengan meminta tokoh antikorupsi asal Indonesia, untuk dijadikan penasihat Presiden Hamid Karzai.
Adalah mantan wakil ketua KPK Erry Riyana yang terpilih untuk mengemban tugas tersebut. Sejak bulan Mei tahun lalu, Erry dan tiga tokoh lain dari Slovenia dan Norwegia aktif memberikan nasihat pada Karzai guna membenahi masalah korupsi di negeri yang penuh konflik itu.
"Istilahnya itu monitoring and evaluating committee untuk persoalan korupsi, jadi memantau, evaluasi upaya-upaya pemberantasan korupsi, kemudian memberikan saran-saran kepada presiden," kata Erry saat berbincang dengan detikcom.
Dengan adanya tugas ini, Erry harus bolak-balik ke Afghanisan minimal setiap tiga bulan sekali. Selama dua minggu di sana, dia harus dikawal ketat sambil terus waspada terhadap serangan kelompok bersenjata.
"Yang jaganya juga bawa AK47 dan segala macem," cerita Erry.
Menurut Erry, korupsi di Afghanistan adalah salah satu masalah yang terus menghantui selain isu keamanan. Modusnya hampir sama seperti di Indonesia, yakni korupsi di sektor pengadaan barang dan jasa, serta suap.
Sejumlah saran pun sudah banyak disampaikan pada Hamid Karzai. Di antaranya adalah tentang lembaga khusus pemberantasan korupsi yang memiliki kewenangan penindakan dan pencegahan.
"Badannya sudah ada, tapi belum sebesar KPK kewenangannya, hasilnya belum nampak," terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar