JAKARTA - Hanya berselang satu hari sejak ditangkapnya Sjaiful Salam oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), Lion Air langsung memberhentikan pilot asal Tangerang, Banten itu. Selain tindakan Sjaiful menyalahi peraturan perusahaan, lebih gawat lagi perbuatan itu membahayakan penumpang. Sebab, dia harus menerbangkan pesawat ke Makassar.
Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menegaskan jika manajemen sudah memecat pilot pecandu narkoba. Mekanisme tersebut, katanya, berlangsung secara otomatis sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan aturan perusahaan yang berlaku. "Sudah diberhentikan dan tidak akan pernah menjadi pilot di Lion Air lagi," ujarnya kepada Jawa Pos.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pilot Sjaiful Salam ditangkap oleh BNN Jatim dan Ditnarkoba Polda Jatim tiga jam sebelum menerbangkan ratusan penumpang ke Makassar pukul 06.00. Saat ditangkap di kamar 2019 hotel berbintang Surabaya, dia sedang nyabu dan membawa 0,4 gram sabu.
Tertangkapnya Sjaiful menjadi tamparan kedua bagi maskapai berlogo singa itu. Sebelumnya, salah satu pilotnya juga tertangkap sedang mengkonsumsi narkoba di sebuah hotel di Makassar. Beruntung, kedua pilot nakal itu bisa tertangkap sebelum sempat menerbangkan burung besi ke luar pulau.
Lebih lanjut Edward menjelaskan, sikap tegas itu dilakukan karena Lion Air tidak memberikan toleransi untuk yang bermain-main dnegan keselamatan penumpang. Selama ini, sudah banyak contoh negatif yang terjadi karena penyelahgunaan narkoba termasuk pemecatan pegawai, entah kenapa masih saja ada yang bandel.
"Dia jelas melanggar banyak aturan. Sanksinya bisa berlapis," imbuhnya.
Dijelaskan, urusan narkotika selama ini sudah diatur dalam perundangan termasuk masalah kepemilikan, penggunaan hingga pengedaran. Nah, di pedoman awak pesawat dan kontrak kerja juga sudah ditegaskan untuk tidak menggunakan barang haram tersebut.
Ke depan, dia memastikan bakal memperketat lagi pengawasan kepada para pilotnya. Meski diakui tidak bisa mengawasi para penerbang selama 24 jam, pihaknya akan melakukan yang terbaik. "Untuk menghindari kebohongan dalam tes, kami akan mencari metode baru dalam tes penerimaan," jelasnya.
Kalaupun ada yang lolos, dia beralasan itu pintar-pintarnya pilot. Bisa jadi, sebelum tes kesehatan para pilot tidak menggunakan narkoba sehingga hasilnya negatif. Agar tidak terulang, dia memastikan kalau pihaknya bakal melakukan apa pun agar masalah narkoba bisa hilang dari maskapai itu.
Beberapa wacana adalah melakukan pemeriksaan sampling urine secara berkala. Disamping itu, pengawasan ketat terhadap pilot di Jakarta dan daerah bakal ditingkatkan. Para keluarga juga dilibatkan supaya ikut mengawasi, dia yakin, pendekatan keluarga bisa sangat efektif.
Diberitakan sebelumnya, Sjaiful Salam ditangkap petugas gabungan dari BNN dan Direktorat Narkoba Polda Jatim di sebuah hotel di Surabaya, Sabtu (4/1) dinihari. Saiful ditangkap karena nyabu. Padahal, pukul 06.00 pilot senior di Lion Air itu dijadwalkan menerbangkan pesawat dari Surabaya ke Makasar-Balikpapan-Jakarta-Surabaya.(dim/dyn)
Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menegaskan jika manajemen sudah memecat pilot pecandu narkoba. Mekanisme tersebut, katanya, berlangsung secara otomatis sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan aturan perusahaan yang berlaku. "Sudah diberhentikan dan tidak akan pernah menjadi pilot di Lion Air lagi," ujarnya kepada Jawa Pos.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pilot Sjaiful Salam ditangkap oleh BNN Jatim dan Ditnarkoba Polda Jatim tiga jam sebelum menerbangkan ratusan penumpang ke Makassar pukul 06.00. Saat ditangkap di kamar 2019 hotel berbintang Surabaya, dia sedang nyabu dan membawa 0,4 gram sabu.
Tertangkapnya Sjaiful menjadi tamparan kedua bagi maskapai berlogo singa itu. Sebelumnya, salah satu pilotnya juga tertangkap sedang mengkonsumsi narkoba di sebuah hotel di Makassar. Beruntung, kedua pilot nakal itu bisa tertangkap sebelum sempat menerbangkan burung besi ke luar pulau.
Lebih lanjut Edward menjelaskan, sikap tegas itu dilakukan karena Lion Air tidak memberikan toleransi untuk yang bermain-main dnegan keselamatan penumpang. Selama ini, sudah banyak contoh negatif yang terjadi karena penyelahgunaan narkoba termasuk pemecatan pegawai, entah kenapa masih saja ada yang bandel.
"Dia jelas melanggar banyak aturan. Sanksinya bisa berlapis," imbuhnya.
Dijelaskan, urusan narkotika selama ini sudah diatur dalam perundangan termasuk masalah kepemilikan, penggunaan hingga pengedaran. Nah, di pedoman awak pesawat dan kontrak kerja juga sudah ditegaskan untuk tidak menggunakan barang haram tersebut.
Ke depan, dia memastikan bakal memperketat lagi pengawasan kepada para pilotnya. Meski diakui tidak bisa mengawasi para penerbang selama 24 jam, pihaknya akan melakukan yang terbaik. "Untuk menghindari kebohongan dalam tes, kami akan mencari metode baru dalam tes penerimaan," jelasnya.
Kalaupun ada yang lolos, dia beralasan itu pintar-pintarnya pilot. Bisa jadi, sebelum tes kesehatan para pilot tidak menggunakan narkoba sehingga hasilnya negatif. Agar tidak terulang, dia memastikan kalau pihaknya bakal melakukan apa pun agar masalah narkoba bisa hilang dari maskapai itu.
Beberapa wacana adalah melakukan pemeriksaan sampling urine secara berkala. Disamping itu, pengawasan ketat terhadap pilot di Jakarta dan daerah bakal ditingkatkan. Para keluarga juga dilibatkan supaya ikut mengawasi, dia yakin, pendekatan keluarga bisa sangat efektif.
Diberitakan sebelumnya, Sjaiful Salam ditangkap petugas gabungan dari BNN dan Direktorat Narkoba Polda Jatim di sebuah hotel di Surabaya, Sabtu (4/1) dinihari. Saiful ditangkap karena nyabu. Padahal, pukul 06.00 pilot senior di Lion Air itu dijadwalkan menerbangkan pesawat dari Surabaya ke Makasar-Balikpapan-Jakarta-Surabaya.(dim/dyn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar