JAKARTA, KOMPAS.com — Kapten A, pelaku pengumbar
tembakan ke warga sipil di Jalan Tentara Pelajar, Tanah Abang, Jakarta
Pusat, Senin (30/4/2012), terancam sanksi tegas. Keputusan sanksi apa
yang akan diterima A masih menunggu pemeriksaan dari Polisi Militer
Kodam Jaya (Pomdam Jaya).
Hal ini diungkapkan Kepala Pusat
Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal Pandji Suko Hari Yudho
dalam jumpa pers di Mabes Angkatan Darat, Rabu (2/5/2012). "KSAD sudah
komit agar tidak ada prajurit yang kebal hukum. Pasti tindak tegas!"
ujarnya. Menurut Pandji, setiap tindakan oknum anggota TNI yang dinilai
sudah di luar batas kepatutan, seperti memukul, pasti akan diproses.
Kepala
Subdis Penerangan AD Kolonel Zainal Mutaqin mengatakan, sanksi yang
diterapkan bisa bermacam-macam tergantung keputusan Pomdam Jaya. "Kalau
misalnya ada unsur pidana, akan langsung dilimpahkan ke pengadilan
militer. Kalau enggak, sanksi disiplin," kata Zainal.
Sanksi disiplin yang bisa diterapkan kepada Kapten A adalah penundaan kenaikan jabatan, non-job, dan dimutasi. "Itu jadi kewenangan ankum (atasan hukum), kami masih menunggu apa hasilnya," ujar Zainal.
Peristiwa
umbar tembakan oleh A terjadi saat ia mengendarai mobil Toyota Avanza
berpelat nomor Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Jalan Tentara
Pelajar, Senin lalu. Insiden itu direkam oleh warga sekitar dan diunggah
ke situs Youtube.
Dalam video berdurasi 2 menit dengan judul
"Koboy Palmerah" itu, terdengar suara tembakan dari senjata yang
dipegang oleh A. Saat itu A berdiri di belakang mobil berpelat nomor
1394-00 warna hijau milik TNI AD. Ia terlihat emosi dan mulai menghardik
seorang pria berkaus biru dan masih menggunakan helm putih berdiri di
depan motor miliknya. Pengendara motor itu kemudian diketahui berinisial
SSP.
A juga menenteng senjata mirip senjata api jenis FN dan
sebuah tongkat besi. Ia berkali-kali menghardik SSP sambil memukulinya
dengan tangan ataupun senjata yang digenggamnya ke arah kepala dan paha
SSP.
Berdasarkan keterangan saksi mata, Andri, perselisihan antara
keduanya terjadi karena pengendara sepeda motor merasa dipepet oleh
mobil yang dikendarai A. "Kejadiannya sekitar 20 menit karena berhasil
dilerai sama polisi militer yang datang berseragam dan pakai mobil warna
putih. Si penembak juga langsung dibawa polisi militer," kata Andri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar