Jakarta (ANTARA
News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan, fungsi pengawasan pasar
modal dan perbankan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat membantu
meningkatkan jumlah investor domestik.
"Selama ini kami sudah punya gerai `Pojok Kampus` yang ada di
berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Mungkin dengan bersatunya fungsi
pengawasan pasar modal dan perbankan di OJK, kami bisa manfaatkan untuk
menjalin kerjasama dengan perbankan terkait tujuan itu," ujar Direktur
Pengembangan BEI, Friederica Widyasari Dewi, di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan, program kerjasama dengan perbankan merupakan salah
satu dari sekian banyak dampak positif terbentuknya OJK. Selain itu,
proses sosialisasi dapat lebih massif, pemasaran berbagai produk
reksadana juga diharapkan dapat lebih terbantu melalui jasa perbankan.
"Di pasar modal Korea saja, satu broker bisa `linkage` (terjalin)
dengan sembilan bank sekaligus. Bisa dibayangkan berbagai kemudahan dari
kerjasama semacam itu. Di banyak negara juga untuk beli reksadana sudah
bisa lewat Anjungan Tunai Mandiri (ATM)," ujar dia.
Dengan begitu, ia menambahkan, investasi di pasar modal dapat lebih
mudah dan diharapkan juga menunmbuhkan minat masyarakat berinvestasi.
Ia mengatakan, kerjasama itu merupakan bentuk simbiosis mutualisme
antara pasar modal dan perbankan yang layak untuk semakin ditingkatkan.
"Selama ini mereka (perbankan) juga menempatkan dananya, diantaranya
ke pasar modal. Jadi potensi kerjasama akan semakin positif dan
menguntungkan kedua pihak," kita Friederica.
Sebelumnya, Direktur BEI Hoesen mengatakan, porsi kepemilikan saham
investor domestik yang terus meningkat dapat menjadi salah satu pondasi
pasar modal Indonesia dalam menahan sentimen negatif eksternal.
"Pada 2008, persentase kepemilikan asing mencapai 65 persen, saat
ini persentase kepemilikan asing tergerus. Meningkatnya kepemilikan
domestik menjadi penopang bursa saham kita untuk menahan sentimen
negatif eksternal," kata dia.
Dalam data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) tercatat
kepemilikan aset investor lokal di pasar modal tercatat sebesar
Rp1.258,90 triliun atau 45,57 persen dari total aset tercatat senilai
Rp2.762,22 triliun per Desember 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar