Andri Haryanto - detikNews
Jakarta - Laksamana Pertama (Purn) Mulyo Wibisono
menduga ada sindikat narkotika yang berada di balik penyerangan LP
Cebongan, Sleman, Yogyakarta, sepekan lalu. Meski demikian, isu tersebut
tidak boleh menenggelamkan pengungkapan aksi brutal kelompok bersenjata
yang menewaskan 4 tersangka pembunuhan personel TNI.
"Soal
cebongan harus jalan terus, kalau ada pengungkapan narkotikanya itu
lebih bagus lagi," kata Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak
Kekerasan (KontraS) Haris Azhar, dalam perbincangannya dengan detikcom,
Senin (1/4/2013).
Haris justru mempertanyakan adanya isu
persaingan bandar narkotika di balik pembantaian empat tersangka titipan
Polda DIY di LP Cebongan.
"Apapun isu yang ada di balik
peristiwa LP Cebongan, tidak bisa membenarkan peristiwa (pembunuhan di
LP) itu sendiri," ujar Haris.
Meski demikian, Haris meminta
pihak-pihak terkait menjelaskan dugaan-dugaan dan informasi yang
menyebutkan adanya pengendalian narkotika di Yogyakarta.
"Menjadi tugas BNN dan kepolisian untuk menjelaskan, benar tidak ada sindikat narkotika di Yogyakarta," kata Haris.
"Kalau pun benar, siapa penyuplainya dan mengapa bisa bertahan lama, siapa yang melindungi," imbuhnya.
Laksamana
Pertama (Purn) Mulyo Wibisono dalam sebuah diskusi, Senin kemarin,
menilai ada korelasi antara penyerangan LP Cebongan dengan persaingan
sindikat narkotika. Pijakan awal atas dugaan tersebut adalah korban yang
menjadi sasaran pembantaian terlibat dalam peredaran dan penyalahgunaan
narkoba.
"Korbannya itu kan pakai narkoba. Justru kartel narkoba
inilah yang membuat cover story seolah-olah TNI dan Polri yang
terlibat," ujar Laksamana Pertama (Purn) Mulyo Wibisono di Phoenam Cafe,
Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2013).
Mulyo
mengatakan, saat ini tengah ada perebutan kekuasaan antar kartel
narkoba. Menurutnya, terlalu dini jika kasus tersebut menyudutkan TNI.
Sebab senjata yang digunakan dalam penyerangan tersebut tidak hanya
dimiliki oleh TNI. Dia menyebut, senjata AK 47 juga banyak terdapat di
Aceh sejak zaman konflik bersenjata terjadi.
Tudingan adanya
peran kartel narkotika dalam peristiwa tersebut juga disampaikan oleh
seorang yang menggunakan nama mantan anggota Korps Speciale Troepen KNIL
dan komandan Kopassus pertama, Idjon Djanbi. Pemilik akun tersebut
menyebut kartel narkotika berperan di balik insiden Cebongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar