INILAH.COM, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) diduga lalai dalam menyeleksi perusahaan pemenang tender
sekaligus lalai dalam mengontrol proses percetakan soal ujian nasional
(UN).
Akibat kelalaian itu membuat UN di 11 provinsi di
Indonesia tengah ditunda dari yang seharusnya dimulai besok pada 15-18
April secara serentak, menjadi 18-23 April (Kamis-Jumat dan
Senin-Selasa).
Menurut Wakil Ketua Komisi X DPR RI Asman Abnur
(membidangi Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Kesenian dan
Kebudayaan), apabila terdapat kelalaian, maka proses pemilihan lelang
tersebut harus dikaji secara menyeluruh.
"Kalau (Kemendikbud)
salah memilih, terjadi kegagalan, maka harus ada evaluasi, pemilihan
proyek (pemenang tender) harus dikaji disemua lini," ujarnya saat
dihubungi INILAH.COM, Minggu (14/4/2013).
Sebelumnya diberitakan,
mundurnya jadwal UN tingkat SLTA di wilayah Indonesia bagian tengah
karena masalah teknis pada perusahaan percetakan. Hal ini menimbulkan
pertanyaan terhadap Kemendikbud dalam hal menyeleksi dan melaksanakan
proses tender percetakan UN kepada enam perusahaan pemenang percetakan
soal UN 2013. Salah satunya adalah PT. Ghalia Indonesia Printing.
Dalam
mencetak soal, seharusnya ada kriteria dari Kemendikbud terhadap
perusahaan yang akan mencetak soal-soal UN. Salah satunya, yaitu
kriteria standar yang ditetapkan pemerintah bersama dengan Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).
Selain itu, perusahaan tersebut
harus mampu menyalurkan soal yang dicetak ke seluruh Indonesia. Dalam
hal PT. Ghalia, mereka tidak mampu menyalurkan soal UN ke-11 provinsi di
wilayah Indonesia tengah dengan tepat waktu, yang terjadi justru
sebaliknya.
Direktur Utama PT. Ghalia Indonesia Printing, Hamzah
Lukman mengakui kelalaian pihaknya dalam mencetak soal UN. Menurut dia,
kelalaian itu disebabkan jumlah soal UN yang ditangani terlalu banyak.
Sehingga menyulitkan dalam memasukkan soal-soal kedalam box-box yang
sudah ditentukan.
Bahkan, Hamzah mengaku pihaknya belum
berpengalaman dalam mencetak soal UN untuk sejumlah provinsi sekaligus.
"Dari banyaknya soal tersebut, akhirnya (kami) jadi kesulitan saat mau
memasukkan ke dalam box karena variasi soalnya juga banyak untuk tahun
ini," jelasnya. [yeh]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar