Andri Haryanto - detikNews
Jakarta - Kapolri Jenderal Sutarman berjanji akan
menindak tegas anggotanya yang membubarkan demonstran yang menolak
kedatangan Presiden Jokowi di Pekanbaru, Riau, Selasa (25/11) lalu.
Pasalnya, pembubaran dilakukan hingga memasuki mushala dimana aparat
menggunakan sepatu.
"Kalau memang ada kita akan lakukan
penindakan. Mungkin itu ekses dari satu kegiatan saya kira melanggar
norma yang berlaku di lingkungan tempat suci dan ibadah. Saya kira itu
kita lakukan penindakan," tegas Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Jumat
(28/11/2014).
Kabag Penum Polri Kombes Agus Rianto di tempat
terpisah menyampaikan, peristiwa itu tejadi di Komplek RRI Pekanbaru.
Menurut Agus, Polri meminta maaf atas insiden tersebut.
"Seluruh
keluarga besar Polri mohon maaf pada saudara-saudara saya penganut agama
Islam dalam hal ini terkait adanya beberapa rekan kami di wilayah
Pekanbaru yang masuk musola untuk melakukan tindakan tegas pada mereka,
masuk musola masih gunakan pakaian lengkap," kata Agus, Jumat
(28/11/2014).
"Bukan maksud kami tidak menghormati atau tidak
menghargai ketentuan dan kewajiban bagi kita semua, umat muslim harus
lepas sepatu dan sandal. Situasi saat itu sedemikian rupa jadi mereka
melakukan tindakan tegas, enggak mau keluar dari mushola di komplek RRI
Pekan baru," imbuhnya.
Agus menjelaskan serangkaian kronologi
aksi massa yang berakhir ricuh tersebut. Menurutnya, peristiwa bermula
sekitar pukul 14.00 WIB dimana kelompok aksi yang berjumlah 150an orang
hendak melakuka unjukrasa menuju DPRD dan kantor gubernur.
Namun
dalam perjalanannya mereka mengalihkan tujuan ke RRI Pekanbaru. "Sempat
ambil alih siaran RRI Pekanbaru sore hari itu," ujarnya.
Menurut
Agus, dalam UU No 9 tahun 1998 sudah diatur, khususnya pada pasal 9, ada
beberapa tempat yang tidak boleh untuk kegiatan demonstrasi ataupun
penyampaian pendapat di muka umum, antara lain Istana Negara, tempat
ibadah, rumah sakit, pelabuhan udara, lalu objek vital nasional.
"RRI obyek vital, ini enggak boleh," kata Agus.
Polisi
saat itu sudah berupaya meminta mereka keluar, namun tidak diindahkan.
Namun demikian, Agus mengatakan, pihaknya menyadari melakukan tindakan
tegas dengan cara pemukulan ke para demonstran. "Sudah dilaporkan ke
Propam dan sudah ambil langkah," kata Agus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar