Laporan: Aldi Gultom
RMOL. Indonesia Traffic Watch (ITW) menilai, upaya pemerintah
mengatasi kemacetan DKI Jakarta saat ini lebih cenderung berorientasi
bisnis, bahkan mengorbankan kepentingan rakyat banyak.
ITW
menyebutkan sistem Electronic Road Pricing (ERP) atau jalan berbayar,
yang harus lebih dulu mengorbankan pengendara sepeda motor dengan
larangan untuk tidak melintas di kawasan MH Thamrin dan Medan Merdeka
Barat. Kemudian pembangunan enam ruas tol dalam kota yang membutuhkan
dana besar, sementara belum ada jaminan pembangunan ruas tol tersebut
akan mengatasi kemacetan.
Bahkan, proyek monorel yang hingga kini
hanya tampak tiang beton, namun tak ada kejelasan kelanjutan proyek
tersebut. Kemudian proyek pembangunan MRT yang juga masih mengalami
kendala pembebasan lahan.
Selanjutnya, wacana pembangunan light rapid transit (LRT) atau transportasi rel cepat.
"Semua
wacana itu hanya indah untuk dibayangkan, namun sulit mewujudkannya.
Sementara produsen kendaraan terus menjanjikan kenyamanan setiap
produknya untuk menarik minat masyarakat lalu membelinya,' kata Ketua
Presidium ITW, Edison Siahaan, Senin (24/11).
Edison mengakui,
lalu lintas dan transportasi umum Jakarta sebagai ibukota negara dan
kota metropolitan sudah harus didukung dengan teknologi berbasis
elektronik. Selain cermin budaya, lalu lintas juga merupakan potret
modernitas sebuah bangsa. Tetapi upaya itu harus diawali dengan
menyiapkan persyaratan dan melakukan sosialisasi sehingga masyarakat
bisa memahaminya dengan baik.
Dalam program jangka panjang dan
menengah , lebih baik pemerintah membuat perencanaan yang matang untuk
membangun transportasi angkutan umum yang modern tapi terjangkau dan
tentu bisa mewujudkan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran
(Kamseltibcar) lalu lintas.
"Pemerintah harus memulai kebijakan
dari yang sederhana dan secara bertahap menerapkan sistem yang lebih
kompleks dan canggih. Kebijakan pintas dan mahal belum tentu bisa
menjadi solusi dan cocok untuk mengatasi kemacetan," pungkas Edison
Siahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar