Laporan: Ihsan Dalimunthe
RMOL. Krisis energi, pangan dan air mengancam dunia, Indonesia
sebagai salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam akan menjadi
rebutan. Ancaman proxy war pun sudah masuk makin dalam.
Demikian
disampaikan Pangdam Jaya Mayjen TNI Agus Sutomo saat memberi kuliah umum
di Universitas Bung Karno (UBK), Jalan Kimia, Jakarta, (Jumat, 21/11).
"Semua
negara ingin kuasai sumber daya alam di Indonesia. Malah sekarang
sebagian besar sumber energi kita dikuasai asing," bebernya.
Agus
pun membeberkan kekecewaannya soal PT Freeport di Papua yang 90 persen
dikuasai asing, bahkan mau diperpanjang sampai tahun 2040. Tak hanya
itu, di Bumi Cenderawasih juga banyak ditemukan bandara perintis yang
dikuasai pihak asing.
"Kita sering menyamar ke sana menjadi
Babinsa malah diusir, seperti orang asing di negeri sendiri. Biasanya
bandara perintis itu buat para misionaris, ini tak boleh dibiarkan,","
katanya.
Dia menambahkan, proxy war sudah melucuti satu persatu
pulau terluar Indonesia. Menurut Agus, seharusnya kasus Timor Timur, dan
Sipadan-Ligitian dapat menjadi pelajaran bagi pemerintah agar tidak
terulang di kemudian hari.
"Sipadan dan Ligitan itu sekarang jadi
pulau wisata termahal di dunia. Kalau mau ke sana harus booking enam
bulan sebelumnya," jelas Agus.
Reklamasi pantai Indonesia oleh
negara tetangga, penolakan nama kapal Usman-Harun, penyadapan telepon
pejabat oleh intelijen Australia adalah deretan panjang proxy war yang
sedang dihadapi Indonesia.
"Negara-negara di sekitar khatulistiwa
seperti Indonesia sekarang jadi rebutan. Tak hanya dari sumber daya
alam, tapi dari bidang budaya, sosial, dan politik mau dikuasai,"
katanya.
"Sekarang sudah lampu kuning, kita bisa tertawa bahagia
sekarang, tapi nanti punya kita tidak ada lagi. Ini salah satu tantangan
generasi muda yang makin berat," demikian Agus. [why]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar