New York (ANTARA News) - Kenaikan besar dalam stok minyak Amerika
Serikat dan rekor produksi minyak di Arab Saudi mengakibatkan harga
minyak mentah dunia jatuh pada Rabu (Kamis pagi WIB).
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate
(WTI) untuk pengiriman Mei, merosot 3,56 dolar AS menjadi berakhir di
50,42 dolar AS per barel di perdagangan New York Mercantile Exchange,
lapor AFP dan Xinhua.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Mei turun
3,55 dolar AS menjadi menetap pada 55,55 dolar AS per barel.
Sudah melemah pada pembukaan perdagangan, WTI mengalami penurunan
tajam ketika laporan persediaan komersial mingguan Departemen Energi AS
(DoE) menunjukkan peningkatan hampir 11 juta barel minyak mentah ke
rekor tertinggi baru 482,4 juta barel.
Pasokan minyak mentah AS pada pekan yang berakhir 3 April meningkat
10,9 juta barel menjadi 482,4 juta barel, 98,3 juta barel lebih tinggi
dari tahun sebelumnya.
Laporan pemerintah AS menunjukkan bahwa produksi minyak mentahnya
meningkat 18.000 barel menjadi 9,404 juta barel per hari pada pekan
lalu.
Persediaan di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk kontrak, naik 1,2 juta barel menjadi 60,2 juta barel.
Analis Matt Smith dari Schneider Electric menyebut kenaikan tiga
kali lipat sudah diperkirakan, "sebuah pukulan keras bagi pasar" setelah
dua hari membukukan kenaikan kuat dalam harga minyak mentah.
Juga memukul harga pengumuman oleh Menteri Perminyakan Arab Saudi
Ali al-Naimi bahwa produksi Saudi mencapai rekor tertinggi 10,3 juta
barel per hari pada Maret, meskipun minyak mentah global berlimpah dan
harga menurun.
Itu naik 450.000 barel per hari dari Februari dan melampaui
tertinggi sebelumnya pada 1980, dan Naimi mengatakan ia memperkirakan
produksi kerajaan itu akan berlanjut di sekitar 10 juta barel per hari.
Daripada mengurangi kembali produksinya dalam menghadapi penurunan
harga minyak mentah 50 persen sejak Juni, Riyadh malah secara agresif
mempertahankan pangsa pasarnya, dan analis mengatakan kerajaan itu ingin
mendorong produsen-produsen lebih mahal dari pasar pada umumnya.
Peningkatan produksi "menunjukkan bahwa mereka terus berjuang untuk pangsa pasar mereka," kata Smith.
Naimi mengatakan bahwa Arab Saudi, produsen minyak OPEC terkemuka
dan pengekspor minyak mentah utama dunia, siap untuk membantu
meningkatkan harga minyak tetapi membutuhkan kerja sama dari
produsen-produsen utama OPEC dan non-OPEC.
OPEC memutuskan untuk mempertahankan kuota produksi kolektif pada
30 juta barel per hari pada pertemuan 27 November lalu di Wina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar