Muchus Budi R. - detikNews
Solo - Mendikbud, Anies Baswedan, mewanti-wanti kepada
guru untuk menjaga integritas demi menjaga kualitas pendidikan. Saat
ini, kata dia, target UN bukan lagi lulus seratus persen melainkan jujur
seratus persen. Para siswa harus dibekali sesuai kebutuhan jamannya,
karena ke depan menjadi jujur bukan lagi hebat melainkan menjadi jujur
adalah normal.
Hal tersebut disampaikan Anies Baswedan kepada
puluhan guru dari berbagai SLTP di Solo yang sedang mengambil soal UN
yang dipusatkan di SMPN 10 Surakarta, Senin (4/5/2015) pagi.
Anies
mengatakan mulai tahun ini, diterapkan Indeks Integritas Ujian Nasional
(IIUN) yang akan berfungsi untuk menjaga mutu pendidikan nasional.
Menurutnya, faktor integritas akan terus didorong untuk menetapkan
kejujuran sebagai modal dasar membangun karakter dan kualitas siswa.
Target UN saat ini, kata dia, bukan lagi lulus seratus persen melainkan
jujur seratus persen.
Dia lalu mengambil contoh, pada masa
tertentu dalam sejarah peradaban manusia perbudakan dianggap normal.
Namun pelan-pelan ada upaya pemberantasan. Pada masa orang ingin
memberantas perbudakan, banyak pihak menggagap perilaku itu tidak normal
karena dinilai menolak tenaga kerja murah. Sekarang perbudakan bukan
hanya salah secara hukum tetapi terhina secara kemanusiaan.
"Mungkin
ada masa korupsi ada kalanya dianggap normal, namun sekarang korupsi
bukan lagi hal normal dan harus diperangi. Nah, demikian juga dengan
jujur. Dulu menjadi jujur dianggap hebat, tetapi sekarang jujur jangan
lagi dianggap hebat. Karena ke depan jujur itu normal, justru orang akan
heran kalau tidak jujur. Karena itu anak-anak kita harus dididik dengan
kejujuran. Ke depan integritas nomor satu, kalau ini meleset maka semua
lewat," lanjutnya.
Anies juga mewanti-wanti tiga hal kepada para
guru selaku panitia UN. Tiga hal itu adalah mengetahui pos dengan
detail, disiplin menjalankannya dengan baik, serta aktif melakukan
komunikasi ke panitia lokal dan kalau perlu sampai panitia nasional jika
menemukan kendala di lapangan.
Menurutnya, pelaku atau
pengunggah soal UN SLTA ke situs Google beberapa waktu yang lalu adalah
contoh oknum yang tidak melaksanakan tiga prinsip kerja tersebut. Jika
dia disiplin dan sesuai aturan maka dia tidak akan melakukannya. Hal
yang lebih buruk lagi, oknum itu adalah pengkhiatan amanah yang
diberikan negara kepadanya.
"Dia mengkhianati ratusan ribu guru
yang bekerja keras menjaga amanah. Yang dia terima itu bukan hanya
sebuah soal ujian, melainkan amanah negara yang diberikan kepadanya
untuk menjaga mutu dan kualitas generasi penerus. Sekali lagi kejujuran
dan integritas adalah masa depan bangsa kita," tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar