New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia menguat pada Senin,
mengakhiri penurunan selama tiga hari berturut-turut karena beberapa
analis mengatakan pelemahan komoditas itu bisa mendekati posisi
terbawahnya.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate
(WTI) untuk pengiriman September, naik 1,09 dolar AS menjadi ditutup
pada 44,96 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor
AFP.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman September
melonjak 1,80 dolar AS menjadi menetap di 50,41 dolar AS per barel di
perdagangan London.
"Orang-orang pada dasarnya mencari harga yang murah," kata Michael
Lynch, analis di Strategic Energy & Economic Research.
"Belum ada banyak berita yang akan menjelaskannya, tapi kami sudah
menurun tajam dalam minggu terakhir ini, orang-orang merasa kami dekat
dengan posisi terbawah dan sudah waktunya untuk membeli."
Harga minyak AS secara umum telah berada di jalur menurun sejak
awal Juli, jatuh dari sekitar 60 dolar AS per barel menjadi 40-an dolar
AS karena produksi tinggi dari AS dan beberapa anggota penting OPEC,
serta ketidakpastian prospek permintaan.
Analis Citi Futures Tim Evans mengatakan minyak menerima dukungan
dari kenaikan hampir lima persen dalam indeks komposit Shanghai pada
Senin, serta pembicaraan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor
Minyak (OPEC) bisa menggelar pertemuan darurat.
Obrolan OPEC "lebih dari sebuah balon percobaan berulang," kata Evans.
"Sampai saat ini ia (OPEC) cenderung hanya untuk mengonfirmasi
bahwa negara-negara Teluk Persia termasuk Arab Saudi tidak siap untuk
mempertimbangkan perubahan saja."
Harga minyak juga naik setelah data menunjukkan bahwa Tiongkok mengimpor lebih banyak minyak mentah pada Juli.
Tiongkok mengimpor 30,710 juta ton minyak mentah pada Juli, naik 29
persen pada tahun-ke-tahun ke rekor tinggi, menurut data yang dirilis
Minggu oleh Administrasi Umum Bea Cukai. Data impor dari Tiongkok,
konsumen minyak mentah utama, mendorong pasar minyak mentah.
Harga minyak mentah mendapat dukungan penurunan dolar AS terhadap
sebagian besar mata uang utama lainnya pada Senin, setelah melonjak ke
tertinggi empat bulan di sesi sebelumnya.
Pelemahan dolar membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar
lebih murah dan lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar