TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai peningkatan point sebesar 0.2 yang didapat Indonesia terkait survey Corruption Perseption Index (CPI) tahun 2011 patut diapresiasi. Peningkatan itu setidaknya menunjukkan jika upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan di negeri ini tidak sia-sia.
"Peningkatan 0,2 itu sudah cukup bagus. Berarti kita telah seiring dengan usaha kita bersama dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik," ujar Wakil Ketua KPK M Jasin melalui pesan singkatnya, Kamis (1/12).
Jasin mengatakan, bagi pihaknya, hasil survey ini menjadi pengingat baha mereka masih banyak "pekerjaan rumah". Untuk itu, kata Jasin, pihaknya akan berusaha mengupayakan peningkatan kegiatan yang terintergrasi dengan meliputi perbaikan sistem layanan publik bebas korupsi, meningkatkan profesionalitas dan kompetensi penyelenggara negara, sanksi tegas untuk pegawai negeri sipil dan pejabat yang melanggar aturan, meningkatkan transparansi dan akubtabilitas layanan publik, serta melengkapi prasarana layanan publik dengan penggunaan teknologi.
Untuk diketahui, berdasarkan hasil CPI Tahun 2011 yang dilakukan oleh Transparency Internasional (TI) atau induk TII , dari 183 negara yang disurvei, Indonesia menduduki peringkat 100 dengan skor 3 bersama dengan Argentina, Benin, Burkina Faso, Madagaskar, Djibouti, Malawi, Meksiko, Sao Tome and Principe, Suriname, Tanzania.
Posisi Indonesia saat ini menunjukkan trend positif karena ada peningkatan dibanding tahun lalu yang berada di peringkat 100 dengan skor 2.8. Menurut perhitungan TI, negara dengan skor 0 dianggap sebagai yang terkorup, sedangkan angka 10 adalah yang paling bersih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar