Semarang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan upaya pencegahan korupsi memegang peranan yang penting dalam perang melawan kejahatan korupsi.

"Utamakan pencegahan, kalau sudah terjadi susah kembalikan aset," kata Presiden saat menyampaikan sambutan dalam acara peringatan Hari Antikorupsi Sedunia di Semarang, Jumat.

Kepala Negara mengatakan pemberantasan korupsi harus dilakukan secara nyata karena dampak korupsi sangat buruk bagi seluruh sendi kehidupan bangsa.

"Jangan kita gunakan hari ini dengan banyak beretorika, perlu `action`, rakyat ingin dengar apa yang telah dan akan kita lakukan," ujar Presiden, menegaskan.

Menurut Presiden, dalam aspek pemberantasan korupsi terdapat dua dimensi, satu dimensi adalah upaya pemberantasan korupsi di dalam negeri dan dimensi lainnya adalah upaya pemberantasan korupsi dengan kerja sama internasional.

"Dua cakupan, memang Indonesia harus serius cegah korupsi dan yang kedua negara lain juga harus melakukan kerja sama. Saya banyak sampaikan di berbagai forum global yang intinya mewakili saudara semua pahami bahwa persoalan korupsi pecahkan bersama di tingkat dunia," katanya.

Kepala Negara dalam berbagai forum internasional Indonesia menegaskan sangat serius memberantas korupsi, namun juga harus ada kesepahaman dan kerja sama dengan negara lain secara internasional.

"Indonesia tidak ingin ada negara lain menjadi tempat larinya koruptor atau aset kita. Indonesia juga tidak mau ada tukang tadah, Indonesia dihantam `illegal logging`, saya juga serukan jangan ada negara lain jadi tukang tadah. Indonesia juga ingin ada kerja sama tulus dari pemberanatan korupsi, jangan sampai ada negara yang katanya semangat sama tapi untuk extradisi saja susah," tegas Presiden.