INILAH.COM, Jakarta - Mantan ketua umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum mengenang almarhum Mulyana W Kusumah melalui akun twitternya @anasurbaningrum.
Anas menuliskan, sekitar tiga minggu silam ia sempat menjenguk MWK begitu dipanggil, di rumah sakit.
" Tampak membaik kondisinya. Kami ngobrol enak, cukup lama," kata Anas dalam twit-nya #kenangmulyana.
Ia melanjutkan, terlalu banyak kenangan bersama dengan MWK yang bisa diceritakan. Yang paling mengesankan menurut Anas, almarhum Mulyana juga hadir waktu peresmian Rumah Pergerakan.
"Semangat persahabatannya tinggi, komitmen perkawanannya hebat. MWK yang halus, tetapi kuat bagai karang," ujar Anas.
Selain itu, almarhum Mulyana dikenal sebagai kriminolog, aktivis HAM dan demokrasi. Menurutnya, sebagai aktivis MWK sangat dikenal ketika aktif di YLBHI. Lalu, semakin dikenal ketika menjadi Sekjen KIPP.
"Saya mulai kenal secara pribadi adalah ketika sama-sama menjadi anggota Tim 11 (Tim Seleksi Parpol Peserta Pemilu 1999). Kami bersama-sama lagi sebagai anggota KPU ketika pemilu 2004, the most complicated election pertama di Indonesia," terangnya.
Dikatakan oleh Anas, MWK adalah seorang pekerja keras, selain perokok berat. Orangnya berkomitmen dan bertanggungjawab pada tugas. Diskusi, debat dan bekerja bersama MWK adalah keasyikan tersendiri. Yang agak kurang asyik hanya asap rokoknya.
"Meskipun kadangkala sakit, mungkin karena kebanyakan rokok, tidak halangi MWK untuk kerja lembur di KPU," jelas Anas lagi.
Ia menuturkan, MWK orangnya halus, toleran dan penuh tepo-seliro. "Saya belum pernah lihat dia marah. Sabar luar biasa," ucapnya.
Bahkan, Anas mengungkapkan selama di KPU, kalau ada rombongan yang "demo" atau ingin sampaikan aspirasi, biasanya MWK dan dirinya yang ditugasi menerima. "Kalau "tamu" itu marah-marah dan bicara keras, MWK dan saya sabar dengarkan. Ujungnya kami jelaskan, dan Alhamdulillah beres," katanya.
Di samping itu, Anas juga mengaku didukung oleh almarhum Mulyana ketika berhenti dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan diminta untuk membantu di Demokrat.
"Ketika saya berhenti dan kemudian diminta membantu di Demokrat, MWK termasuk yang menyemangati," imbuh Anas.
Anas menuliskan, sekitar tiga minggu silam ia sempat menjenguk MWK begitu dipanggil, di rumah sakit.
" Tampak membaik kondisinya. Kami ngobrol enak, cukup lama," kata Anas dalam twit-nya #kenangmulyana.
Ia melanjutkan, terlalu banyak kenangan bersama dengan MWK yang bisa diceritakan. Yang paling mengesankan menurut Anas, almarhum Mulyana juga hadir waktu peresmian Rumah Pergerakan.
"Semangat persahabatannya tinggi, komitmen perkawanannya hebat. MWK yang halus, tetapi kuat bagai karang," ujar Anas.
Selain itu, almarhum Mulyana dikenal sebagai kriminolog, aktivis HAM dan demokrasi. Menurutnya, sebagai aktivis MWK sangat dikenal ketika aktif di YLBHI. Lalu, semakin dikenal ketika menjadi Sekjen KIPP.
"Saya mulai kenal secara pribadi adalah ketika sama-sama menjadi anggota Tim 11 (Tim Seleksi Parpol Peserta Pemilu 1999). Kami bersama-sama lagi sebagai anggota KPU ketika pemilu 2004, the most complicated election pertama di Indonesia," terangnya.
Dikatakan oleh Anas, MWK adalah seorang pekerja keras, selain perokok berat. Orangnya berkomitmen dan bertanggungjawab pada tugas. Diskusi, debat dan bekerja bersama MWK adalah keasyikan tersendiri. Yang agak kurang asyik hanya asap rokoknya.
"Meskipun kadangkala sakit, mungkin karena kebanyakan rokok, tidak halangi MWK untuk kerja lembur di KPU," jelas Anas lagi.
Ia menuturkan, MWK orangnya halus, toleran dan penuh tepo-seliro. "Saya belum pernah lihat dia marah. Sabar luar biasa," ucapnya.
Bahkan, Anas mengungkapkan selama di KPU, kalau ada rombongan yang "demo" atau ingin sampaikan aspirasi, biasanya MWK dan dirinya yang ditugasi menerima. "Kalau "tamu" itu marah-marah dan bicara keras, MWK dan saya sabar dengarkan. Ujungnya kami jelaskan, dan Alhamdulillah beres," katanya.
Di samping itu, Anas juga mengaku didukung oleh almarhum Mulyana ketika berhenti dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan diminta untuk membantu di Demokrat.
"Ketika saya berhenti dan kemudian diminta membantu di Demokrat, MWK termasuk yang menyemangati," imbuh Anas.
Untuk diketahui, Drs. Mulyana Wira Kusumah, lahir di Bogor, Jawa Barat, 23 November 1948. Beliau adalah seorang akademisi Indonesia dan anggota Komisi Pemilihan Umum.
Sebelumnya, ia merupakan tokoh KIPP (Komisi Independen Pemantau Pemilu) dan staff pengajar FISIP Universitas Indonesia. Selain itu, almarhum juga pernah bergiat di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.[ris]
Sebelumnya, ia merupakan tokoh KIPP (Komisi Independen Pemantau Pemilu) dan staff pengajar FISIP Universitas Indonesia. Selain itu, almarhum juga pernah bergiat di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.[ris]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar