BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 20 Januari 2015

Mantan Hakim Konstitusi Minta Presiden Jokowi Abaikan Lobi Australia

Rivki - detikNews
Jakarta - Pemerintah Australia melobi Presiden Joko Widodo untuk menggagalkan eksekusi mati terhadap warganya yang terlibat kasus narkoba. Presiden diharapkan mengabaikan lobi itu untuk penegakan hukum di Indonesia.

"Kalau kita kabulkan permintaan (Australia) nanti dikritik karena kita terpengaruh luar negeri, kalau dieksekusi mati juga dikritik dunia internasional," ujar mantan hakim konstitusi Harjono, saat diwawancara detikcom Selasa (20/1/2015).

Harjono menambahkan‎ apa pun yang dilakukan oleh Presiden Jokowi terkait penegakan hukum, terutama yang menyangkut internasional pasti akan ada polemik. Dia berharap agar Jokowi memutuskan yang terbaik demi kedaulatan bangsa.

"‎Apa pun yang presiden putuskan pasti dikritik, jadi putuskan saja yang matang," ujarnya.

Pria yang mendukung hukuman mati lewat putusan MK tahun 2007 itu mengatakan, semangat perang melawan narkoba tidak boleh luntur. Dia juga memberi pesan supaya pemerintah dalam eksekusi mati para mafia narkoba menonjolkan semangat keadilan.

"Bukan semangat membunuh, tapi yang harus ditunjukan adalah semangat keadilan. Warga asing atau warga sendiri sama saja perlakuan hukumnya," pungkas Harjono.

Seperti diketahui, Perdana Menteri Australia Tony Abbott menyurati Jokowi untuk membatalkan eksekusi mati 2 anggota komplotan 'Bali Nine' Myuran Sukumaran dan Andrew Chan. Myuran telah mengantongi surat penolakan grasi sedangkan Andrew tinggal menunggu surat penolakannya ditandatangani Jokowi. Jika keduanya sudah sama-sama mengantongi Keppres itu, maka Jaksa Agung Prasetyo langsung menyiapkan regu tembak untuk mengeksekusi keduanya. Prasetyo berjanji tidak lama dalam proses administrasi itu.

Tidak ada komentar: