BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 11 Juni 2015

Kejanggalan Pengungkapan Kasus Pembunuhan Angeline

Oleh : Dedy PriatmojoBobby Andalan (Bali)

VIVA.co.id - Kurang dari 24 jam, sejak Angeline ditemukan tewas di halaman rumahnya, Polresta Denpasar telah berhasil mengungkap pelaku pembunuhan bocah malang tersebut. Polisi menduga Agus (25), bekas pembantu di rumah ibu angkat Angeline, sebagai pelaku pembunuhan.
Agus yang baru bekerja satu bulan itu ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan bocah berusia delapan tahun tersebut. Ia dijerat pasal 35 UU Perlindungan Anak juncto pasal 80 ayat 3 KUHP, dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Anak Agung Made Sudana, mengatakan berdasarkan pemeriksaan forensik RS Sanglah, Angeline tewas karena dihantam benda tumpul. Peristiwa keji itu terjadi pada 16 Mei 2015, malam hari sekira pukul 20.00 WITA.

Agung menuturkan, Angeline dibunuh di lantai dua rumah ibu angkatnya saat kondisi rumah dalam keadaan sepi. Meski demikian, Margareth, ibu angkat Angeline tengah di dalam rumah saat kejadian.

"Ibu Margareth ada di dalam rumah," kata Sudana di Mapolresta Denpasar, Rabu 10 Juni 2015.
Menurut Kapolresta, Agus membunuh Angeline persis di depan kamar Margareth. Anehnya, saat diperiksa polisi, Margareth mengaku tak tahu kejadian pembunuhan anak angkatnya tersebut. "Dia kan tidak pernah ke luar, di dalam kamar terus," terang Kapolresta.

Selain Margareth, ada juga penghuni rumah kos-kosan saat Angeline dibunuh. "Tetapi, penghuni kos-kosan itu tidak pernah di kos. Dia pulang jam 10 (malam), mandi lalu kerja lagi," terang Sudana.

Kendati hasil otopsi forensik RSUP Sanglah Denpasar menyatakan di sekujur tubuh Angeline terdapat banyak luka bekas siksaan, namun hingga saat ini polisi belum menyimpulkan keterlibatan Margareth dalam kasus ini.

"Kita fokus pada peristiwa pembunuhan Angeline dulu. Ibunya (Margareth) tidak terkait itu (pembunuhan Angeline)," kata Kapolresta.

 


Margareth Terlibat?

Keyakinan berbeda diungkapkan pendamping hukum dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar, Siti Sapurah.

Perempuan yang akrab disapa Ipung itu meyakini bahwa Margarethlah yang membunuh Angeline. Sementara, Agus bertugas menguburkan Angeline.
"Yang membunuh ibu angkatnya, yang menguburkan Agus. Agus memang sempat memperkosa Angeline," kata Ipung, usai mendengarkan Agus di interogasi penyidik Polresta Denpasar.

Sejak Angeline dikabarkan hilang, Ipung merupakan salah satu orang yang tak mempercayai berita tersebut. Keyakinannya hanya satu, Angeline tewas dibunuh Margareth. "Sejak awal, saya sudah meyakini jika Angeline dibunuh Margareth. Kan, saya sudah sampaikan kepada Anda," kata Ipung, saat dikonfirmasi lagi kepada VIVA.co.id.

Menurut Ipung, begitu dinyatakan hilang pada 16 Mei lalu, orangtua Angeline justru menyebar informasi tersebut ke media sosial Facebook, ketimbang melaporkannya kepada pihak kepolisian. Baru dua hari kemudian, hilangnya Angeline dilaporkan kepada pihak berwajib.

"Foto yang disebar juga sangat baik. Angeline terlihat bersih. Padahal, kenyataannya Angeline sangat kurus dan terkesan dekil. Foto itu saya yakini didesain orang profesional. Skenario sudah disiapkan soal pembunuhan Angeline ini," tutur Ipung.
Selain itu, Ipung mengaku tak percaya Angeline hilang lantaran gerbang rumah Angeline selalu dikunci. Angeline dilarang ke luar rumah. "Saat polisi akan melakukan pemeriksaan, Margareth justru menghalang-halangi," kata Ipung.

Keluarga juga selalu menghalang-halangi investigasi yang dilakukan pihak kepolisian. Beberapa kali proses penyelidikan di rumah dihalangi oleh Margareth. "Bahkan, dua menteri dilarang masuk," tegas dia. (asp)
 

Tidak ada komentar: