BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 24 Juli 2015

Kapolri: Polisi Keluarkan Tembakan Peringatan Tapi Massa Malah Melawan

Laporan: Aga Prima Aryes
RMOL. Dalam pertemuan yang diadakan di rumah dinas Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso hari ini, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyampaikan kronologis insiden Tolikara Papua yang terjadi pada saat pelaksanaan shalat Idul Fitri pada 17 Juli lalu.

Kapolri menjelaskan semua ini berawal dari surat edaran Gereja Injili di Indonesia (GIDI). GIDI menggelar Konferensi dan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Pemuda Gereja Injili di Indonesia (GIDI) tingkat internasional di Tolikara pada 13-19 Juli 2015.

"Kasus ini berawal dari dikeluarkannya surat dari Badan Pekerja Wilayah GIDI untuk Tolikara, bahwa pelaksanaan Konferensi dan KKR Pemuda Internasional GIDI di Tolikara," kata Badrodin di Rumah Dinas Kepala BIN, Jakarta Selatan, Kamis (23/7).

Kapolri menyebutkan ada himbauan dari surat edaran itu bahwa adanya pelarangan sholat Idul Fitri serta banyak larangan larangan lainnya.

"Di dalamnya adalah meniadakan shalat Idul Fitri di luar wilayah Tolikara, untuk kaum muslimat tak boleh pakai jilbab. Dalam surat itu juga disampaikan bahwa larangan mendirikan tempat ibadah untuk semua agama kecuali GIDI," ungkap Badrodin.

"Kapolres Tolikara AKBP Suroso baru menerima info tentang itu tanggal 13 Juli. Kapolres mengkonfirmasi dan berkoordinasi dengan Presiden GIDI Pendeta Norman, jawabannya surat itu tidak resmi karena tidak disetujui. Kapolres juga berkoordinasi dengan Bupati Tolikara Usman Wanimbo melalui telepon, disampaikan bahwa umat Islam shalat minta sampai jam 8 agar diizinkan, jawaban bupati bahwa masalah ini akan dikoordinasikan dengan panitia di wilayah Tolikara dan diminta untuk dicabut. Kapolres menghubungi tokoh Islam dan menyampaikan silakan shalat Id. Polri dan TNI akan memgamankan," ujar Badrodin menambahkan.

Badrodin juga menambahkan bahwa pihak kepolisian juga sudah melakukan negosiasi dengan massa GIDI yang datang ke lokasi saat pelaksanaan shalat Id, namun upaya itu gagal.

"Kapores dan beberapa stafnya bernegosiasi agar diberi kesempatan sampai selesai jam 8. Ternyata massa semakin banyak, negosiasi gagal, ada yang melempar, polisi berikan tembakan peringatan agar bubar. Tapi malah terjadi melawan petugas dan melempari jamaah. Akhirnya jamaah bubar, dilakukan penembakan ke bawah," papar Kapolri.

Akibat insiden itu, Kapolri menerangkan ada 12 korban terkena luka di kaki, satu luka di pinggul dan itu meninggal. "Prosedurnya tembak ke bawah agar tak mematikan," terangnya.

Mengenai penembakan itu, Kapolri juga akan melakukan pemeriksaan terhadap anggotanya. "Saya akan lakukan pemeriksaan apakah penembakan sesuai prosedur, kalau sesuai itu bagian dari tugas Polri," ungkapnya.

Ia menambahkan, penegakan hukum sudah dilakukan, ada 50 saksi yang sudah diperiksa. Dan pihaknya akan segera menetapkan tersangka dalam kasus ini. [rus]

Tidak ada komentar: