Muhamad Arif - detikNews
Jakarta
30 Orang perwakilan hakim dari seluruh penjuru Indonesia
menemui pimpinan Mahkamah Agung (MA) untuk meminta MA berjuang nyata
meningkatkan kesejahteraan hakim. Jika jawaban pimpinan MA tidak
memuaskan maka para hakim memastikan diri akan melakukan mogok sidang.
"Kami
ke sini berbicara tentang kesejahteraan hakim. Kalau tidak ada titik
temu antara kami dengan MA maka kami akan mogok sidang," kata hakim di
PN Aceh Tamiang, Sunoto, kepada detikcom, sesaat sebelum mengikuti rapat
dengan MA di gedung MA, Jalan Medan Merdeka Utara, Senin (9/4/2012).
Sunoto
beserta 29 hakim datang bergelombang ke Jakarta, Minggu (8/4) dan
menginap di sebuah hotel di Jalan Juanda. Para perwakilan hakim dari
berbagai penjuru nusantara ini menggunakan uang patungan para hakim yang
ditransfer ke Sunoto hingga terkumpul lebih dari Rp 60 juta. Dari 30
hakim tersebut, 2 di antaranya hakim perempuan.
"Saya dari Aceh. Ada yang dari Kalimantan, Jambi dan Lampung, " ujar Sunoto.
Pertemuan
perwakilan mereka dengan pimpinan MA terus dipantau oleh para hakim di
daerah yang tidak bisa ikut hadir di MA. Seperti diakui oleh hakim
Pengadilan Negeri (PN)) Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rahmat
Dahlan. Dia mengaku tidak bisa datang ke Jakarta karena biaya perjalanan
sangat mahal.
"Saya idem dengan perjuangan kawan-kawan. Termasuk
juga yang melakukan audiensi ke lembaga di Jakarta," kata Rahmat yang
juga humas PN Larantuka ini.
Rahmat menjadi calon hakim pada 2005
dengan penempatan di Parepare, Sulawesi Selatan. Lalu pada 2008 dia
diangkat menjadi hakim di Larantuka. Dengan masa kerja 0 tahun, dia
hanya mengantongi gaji Rp 1.950.000 dengan tunjangan jabatan Rp 650
ribu. Remunerasi 70 persen dari gaji pokok dia terima per 3 bulan.
"Di sini untuk satu kali makan secara sederhana Rp 25 ribu," kata Rahmat menceritakan biaya hidup di Larantuka.
Membeli
buku adalah mimpi karena di kabupaten tersebut tidak ada toko buku.
Dengan kesejahteraan ala kadarnya, dia harus mengetatkan ikat pinggang.
Untuk menyiasati biaya hidup, para istri hakim harus kreatif memutar
otak guna membuat dapur tetap mengepul.
"Istri ada yang jualan
kain. Beli di Sulawesi lalu dijual di sini. Kalau lagi ramai ikan, ya
jualan ikan. Pokoknya mendapat tambahan penghasilan yang halal," ujar
pria yang beristri PNS Gorontalo ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar