Jakarta (ANTARA
News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih memprioritaskan
kelangsungan program pembangunan dan kesejahteraan rakyat daripada
polemik mengenai formasi koalisi pascakeputusan PKS untuk berseberangan
dengan koalisi, kata Heru Lelono.
Staf Khusus Presiden Bidang Informasi itu di Jakarta, Jumat,
mengatakan hal tersebut disampaikan menanggapi pihak yang mengatakan
konsentrasi Presiden Yudhoyono tersedot urusan koalisi daripada untuk
pemerintahan/rakyat.
"Hari-hari ini, bahkan sejak Sabtu malam sesaat setelah APBNP 2012
diundangkan DPR, SBY langsung merapatkan kabinetnya," katanya.
Ia mengatakan bahwa pemerintah segera melakukan konsolidasi
sehubungan APBNP 2012 yang telah diputuskan, agar program pembangunan
bisa terus dilakukan secara tepat.
"Hampir setiap hari dilakukan rapat terbatas, yang memutuskan satu-satu sektor pembangunan," katanya.
Oleh karena itu, menurut Heru, urusan yang terkait kelanjutan
keberadaan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di koalisi bukan merupakan
prioritas Presiden saat ini.
"Urusan PKS bukan prioritas SBY hari ini. Pertanyaan tentang sikap PKS seharusnya harus dijawab PKS sendiri," katanya.
Presiden, kata dia, sedang berkonsentrasi pada pelaksanaan program
pembangunan bagi kesejahteraan rakyat pascakeputusan DPR menolak usulan
pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi pada 1 April.
"Urusan PKS jadi konsentrasi belakangan, mungkin 0,5 persen. Itupun
sekedar untuk pendidikan politik bangsa di masa depan. Kesejahteraan
rakyat jauh lebih penting daripada urusan politik sesaat," katanya.
Ketidakhadiran perwakilan PKS dalam rapat Sekretariat Gabungan
Koalisi di kediaman Presiden Yudhoyono, Puri Cikeas, Selasa malam (3/4)
memicu sejumlah spekulasi mengenai status partai tersebut di Setgab
koalisi dan status para menteri PKS dalam kabinet Indonesia Bersatu II.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar