VIVAnews - Putra kedua Menteri Kesehatan Endang
Rahayu Sedyaningsih, Awandha Raspatih Mamahit, mengaku masih sempat
berkomunikasi dengan ibundanya beberapa jam sebelum wanita 57 tahun ini
meninggal.
Awandha mengatakan, komunikasi terakhirnya dengan
Endang dilakukan pada Selasa jam 2 dini hari. Endang meninggal pukul
11.41, pada Rabu. Walaupun kuliah di Jenewa, Swiss, namun lelaki 27
tahun ini mengaku intens komunikasi dengan ibunya melalui Skype.
Seminggu
terakhir, Awandha mengatakan ibunya sudah tidak bisa melihat, namun
bisa mendengar dan tangannya masih bisa bergerak. Mahasiswa manajemen
ekonomi Universitas Webster, Jenewa, ini mengaku sempat meminta maaf
pada ibunya melalui chat.
"Mama menulis, jangan menangis, jangan sedih, serahkan semua kepada Allah, mungkin ini adalah pilihan beliau," kata Awandha.
Dia
mengaku mendapatkan pelajaran berharga dari sosok keibuan Endang.
Menurutnya, ibunya adalah orang yang kuat dan mandiri, serta menjunjung
tinggi pendidikan. "Saya banyak belajar dari beliau. (Salah satunya
adalah) Jangan pernah berhenti untuk menantang keberanian," kata
Awandha.
Sampai saat ini Awandha mengaku belum tahu apa pemicu
kanker paru-paru yang diderita ibunya. Dideteksi pada 2010 silam,
Awandha mengatakan orangtuanya mencoba untuk membuat anak-anaknya
tenang. "Secara fisik beliau sehat walafiat, namun dibelakang dia fight.
Selama 1,5 tahun berjuang melawan kanker," kata Awandha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar